Sumbar siapkan antisipasi penurunan produksi padi akibat bencana

id produksi padi,summbar,2024

Sumbar siapkan antisipasi penurunan produksi padi akibat bencana

Produksi padi di Sumbar pada 2024 diprediksi terganggu akibat rusaknya ribuan hektare lahan pertanian akibat bencana banjir dan banjir bandang pada sejumlah daerah. (ANTARA/Etri Saputra)

Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penurunan produksi padi akibat bencana yang merusak ribuan hektare lahan pertanian di daerah itu.

Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar, Febrina Tri Susila Putri, di Padang, Jumat, mengatakan langkah yang disiapkan di antaranya meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), kemudian memanfaatkan lahan kering untuk padi gogo.

"Kita juga lakukan upaya pompanisasi untuk mengaliri lahan tadah hujan sehingga bisa ditanami dan menambah jumlah produksi padi," katanya.

Ia menyebut pada September 2023 Sumbar juga merasakan dampak bencana diakibatkan oleh fenomena El Nino. Namun dengan langkah-langkah penanganan yang tepat dan menggunakan semua sumber daya yang ada, produksi padi di Sumbar tetap bisa meningkat hingga 7 persen.

"Saat produksi padi di sebagian besar provinsi di Indonesia turun akibat El Nino, kita masih bisa meningkatkan produksi hingga 7 persen. Kita upayakan hal yang sama bisa kita lakukan lagi saat bencana kali ini," katanya.

Rina menyebut pada 2024 Sumbar sebenarnya menargetkan produksi padi siap giling atau Gabah Kering Gililing (GKG) sekitar 1,5 juta ton. Angka itu naik sekitar 3 persen dari produksi GKG Sumbar tahun 2023 yang mencapai 1,46 juta ton.

Ia mengatakan target itu ditetapkan pada tahun sebelumnya dengan memperhitungkan produksi padi saat itu dan rencana sarana produksi yang akan disalurkan.

Namun dalam perjalanannya, sejumlah daerah di Sumbar mengalami bencana banjir dan banjir bandang yang merusak ribuan hektare lahan pertanian.

Data Kementerian Pertanian RI menunjukkan luas lahan pertanian padi yang terdampak bencana banjir dan banjir bandang yang melanda tiga daerah yaitu Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang mencapai 4.416,56 hektare.

Luas lahan yang terdampak itu belum termasuk untuk daerah Padang Pariaman, dan Kabupaten Pesisir Selatan yang juga dilanda bencana banjir dan banjir bandang.

"Meski bencana silih berganti terjadi, kita tetap mengupayakan agar target produksi padi bisa terus tercapai," kata Rina.