FKUI jalin kerjasama pendidikan neurologi dan bedah syaraf dengan RSOMH Bukittinggi

id FKUI,Berita sumbar,RSOMH Bukittinggi

FKUI jalin kerjasama pendidikan neurologi dan bedah syaraf dengan RSOMH Bukittinggi

Direktur Rumah Sakit Otak Muhammad Hatta (RSOMH), Dr. dr. Yusirwan melakukan penandatangan kerjasama dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam. Kedua belah pihak sepakat bekerjasama program pendidikan neurologi dan bedah syaraf untuk mewujudkan layanan kesehatan terbaik. (Antara/Al Fatah)

​​​​​​​Bukittinggi (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjalin kerjasama program pendidikan dokter spesialis neurologi dan bedah syaraf melalui nota kesepahaman (MoU) dengan Rumah Sakit Otak Muhammad Hatta (RSOMH) Bukittinggi.

Kegiatan visitasi dan penandatanganan kerjasama dilakukan langsung oleh Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam dengan Direktur RSOMH, Dr. dr. Yusirwan di Bukittinggi, Rabu.

"Kerjasama ini untuk memberikan pelayanan yang terbaik bukan saja untuk Sumatera Barat, tapi juga bahkan menjadi rujukan di tingkat nasional nantinya sebagai bukti pelaksanaan kegiatan tri dharma perguruan tinggi," kata Ari Fahrial Syam.

Menurutnya, tujuan dari perjanjian kerjasama ini nantinya peserta didik mampu mengaplikasikan pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

"Tentu ketika adanya kerja sama ini bukan saja kami mengirim peserta didik ke sini, tapi di satu sisi tentu kami pun juga turut membantu membangun pelayanan kesehatan," kata dia.

FKUI mendukung persiapan RSOMH untuk menjadi pusat rujukan khususnya untuk pasien stroke, masalah neurologi serta operasi bedah saraf.

"Pada akhirnya memang pada kondisi tersebut akan membutuhkan banyak sumber daya manusia baik spesialis maupun subspesialis. Jadi dengan ini seperti bola salju yang akhirnya memang rumah sakit ini menjadi yang dicita-citakan," kata Arif.

Ia mengungkapkan Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan terbesar mempunyai tugas oleh pemerintah untuk meningkatkan kuota dan harus memperluas jejaring di luar Pulau Jawa.

"Kami melihat RSOMH dari sisi sarana prasarana yang lengkap. Kemudian juga sudah ada dokter bedah saraf. Oleh karena itu, dan juga jumlah kasus yang bervariasi. Kami merasa bahwa ini menjadi tempat yang baik untuk mengirim peserta didik," katanya.

Sementara itu Direktur RSOMH, Dr. dr. Yusirwan mengakui pihaknya mendapat berkah dengan kerjasama yang dilakukan ditambah dorongan dari Universitas Indonesia untuk menjadikan RSOMH sebagai rumah sakit pendidikan.

"UI justru mendorong rumah sakit kita ini agar bisa menjadi rumah sakit pendidikan. Dalam hal konteks pertama sekali dalam bentuk jejaring untuk membangun sesuai akademis yang akhirnya nantinya ujungnya nanti tentu akan akan ada peningkatan," kata Yusirwan.

Ia mengatakan program studi baru bisa saja juga akan didirikan di RSOMH setelah sumber daya manusia yang sudah dibentuk dengan baik oleh FKUI fakultas.

"Jadi untuk jangka pendeknya pasti kita lebih baik karena pendidikan itu bukan memperburuk mutu, tapi memperbaiki mutu pelayanan dan mempercepat layanan, artinya ini semua menjadi berkah bahwa kita dapat diayomi oleh FKUI," pungkasnya.