Padang (ANTARA) - Pakar transportasi publik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Yosritzal menegaskan proyek pembangunan Jalan Layang Sitinjau Lauik di Kota Padang penting untuk segera diimplementasikan, guna mencegah bertambahnya jumlah kecelakaan lalu lintas.
"Kalau kita lihat data angka kecelakaan lalu lintas di Sitinjau Lauik, maka pembangunan jalan layang ini sudah mendesak," kata Yosritzal, di Padang, Rabu.
Menurut Yosritzal, sudah banyak kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bertonase besar akibat rem blong atau tidak mampu menanjak jalan Sitinjau Lauik yang ekstrem. Kemudian belum lagi adanya potensi longsor yang sewaktu-waktu mengancam keselamatan pengguna jalan.
Apalagi jalan tersebut merupakan salah satu rute (lintas tengah) yang menghubungkan Kota Padang dengan Solok, Provinsi Jambi bahkan ke Pulau Jawa. Artinya, volume kendaraan yang melintas cukup tinggi.
Karena itu, menurutnya lagi, pemerintah pusat khususnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) harus memprioritaskan proyek pembangunan Jalan Layang Sitinjau Lauik.
Menurut dosen Departemen Teknik Sipil Unand tersebut, jika kendaraan bertonase tinggi memilih jalur alternatif lewat Kota Padang Panjang maka akan terkendala oleh jembatan kereta api yang rendah.
"Jadi, ada di satu titik kendaraan besar sering tersangkut, bahkan ada yang tidak bisa melintas karena terhambat jembatan kereta api," kata dia pula.
Sebelumnya, pemerintah atau pemangku kepentingan terkait pernah mengusulkan pembukaan jalur alternatif Sitinjau Lauik via Lubuak Minturun yang tembus ke Nagari (Desa) Paninggahan, Solok.
"Informasi yang saya dapat, itu terkendala masalah hutan lindung dan membutuhkan biaya besar sehingga batal," ujarnya.
Anggota Komisi VI DPR RI asal Provinsi Sumbar Andre Rosiade menjelaskan pembangunan flyover atau Jalan Layang Sitinjau Lauik yang pembangunannya sempat direncanakan pada Desember 2023 terkendala di Kementerian Keuangan.
Terkait kendala tersebut, lulusan Universitas Trisakti tersebut mengaku telah menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan meminta agar pembangunan infrastruktur itu segera diimplementasikan.
Proses pembangunan Jembatan Layang Sitinjau Lauik merupakan proyek dalam bentuk kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU). Melalui skema KPBU, urgensi penyediaan layanan infrastruktur dapat diselenggarakan tanpa sepenuhnya tergantung dari ketersediaan anggaran pemerintah.
Proyek KPBU Flyover Sitinjau Lauik merupakan proyek atas prakarsa badan usaha (unsolicited) yang mempunyai nilai investasi sebesar Rp2,824 triliun dengan panjang jalan 2,78 kilometer dan masa konsesi selama 12,5 tahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar transportasi menegaskan urgensi Jalan Layang Sitinjau Lauik
Berita Terkait
Bank Nagari diusulkan ikut biayai proyek jalan layang Sitinjau Lauik
Sabtu, 16 November 2024 20:34 Wib
PLN Bukittinggi: jangan bermain layang-layang dekat jaringan listrik
Kamis, 8 Agustus 2024 18:13 Wib
Bappeda : Lembah Anai butuh flyover antisipasi jatuhnya korban nyawa saat bencana
Jumat, 31 Mei 2024 15:51 Wib
Jalan layang Ciroyom ditutup oleh warga
Senin, 20 Mei 2024 11:43 Wib
Gubernur Sumbar usulkan bangun jalan layang atasi macet rel KA
Senin, 11 Maret 2024 18:28 Wib
Gubernur Sumbar siapkan tim verifikasi tanah untuk jalan layang Sitinjau Lauik
Rabu, 21 Februari 2024 17:11 Wib
Sumbar siapkan tim verifikasi tanah untuk jalan layang Sitinjau Lauik
Rabu, 21 Februari 2024 11:26 Wib
Anggota DPR jelaskan kendala bangun Jalan Layang Sitinjau Lauik
Rabu, 17 Januari 2024 9:17 Wib