Dukung transisi energi, PT. United Tractors hingga Kantor Pemerintah Sumbar gunakan layanan REC PLN

id PLN, transisi energi, ebt

Dukung transisi energi, PT. United Tractors hingga Kantor Pemerintah Sumbar gunakan layanan REC PLN

Penandatangan nota kesepahaman penggunaan REC PLN oleh PT. United Tractors hingga Kantor Pemerintah Sumbar. Hadir GM PLN UID Sumbar, disaksikan gubernur. (ANTARA/HO-PLN)

Padang (ANTARA) - Sumatera Barat tidak hanya sebagai lumbung energi hijau, tapi berbagai segmen pelanggan semakin antusias mendukung upaya transisi energi ke energi baru terbarukan (EBT) yang dilakukan pemerintah dan PLN.

Salah satu bentuk dukungan tampak dari layanan Renewable Energy Certificate (REC) PT PLN (Persero) yang kian diminati. Secara nasional, total penggunaan REC pada tahun 2023 mencapai 3,08 TWh, meningkat sebesar 75% dibandingkan realisasi tahun 2022 sebesar 1,76 TWh.

Di Sumatera Barat sendiri, 5 pelanggan potensial telah melakukan penandatangan pembelian REC kepada PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar, dengan total penggunaan REC adalah 304 MWh. Diantaranya 2 pelanggan industri besar; PT United Tractors Tbk Cabang Padang dan PT Kunango Jantan, kemudian kawasan Pemerintah Provinsi Sumbar; Kantor Gubernur dan Istana Gubernur Sumbar hingga Kantor Dinas ESDM Provinsi Sumbar, yang sangat mendukung gerakan transisi energi oleh PLN .

PT United Tractors Tbk (UT) Cabang Padang lakukan pembelian REC dengan total 110 unit atau setara dengan 110 Megawatt hour (MWh). Sementara PT Kunango Jantan berlangganan REC dengan total 132 MWh. Kantor Gubernur Sumbar mengantongi REC 200 MWh, Rumah Dinas Gubernur Sumbar 30 MWh, dan Dinas ESDM Provinsi Sumbar 32 MWh. Maka total penggunaan REC tahun 2023 di Sumatera Barat adalah 304 MWh.

Satu unit REC setara dengan 1 MWh listrik energi baru terbarukan yang dihasilkan oleh pembangkit EBT PLN. Maka dengan berkomitmen membeli REC PLN, PT United Tractors hingga kawasan Gubernur Sumbar berkontribusi dalam penggunaan dan pelestarian energi hijau.

General Manager PLN UID Sumbar, Eric Rossi Priyo Nuogroho menjelaskan, REC merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT pada proses bisnisnya, dengan transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional, tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.

‘’Jadi REC menjadi bukti kepemilikan sertifikat berstandar internasional untuk produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit EBT. REC dari PLN ini menggunakan sistem pelacakan elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California Amerika Serikat. APX TIGRs ini bisa mengecheck bahwa setelah sertifikat diterbitkan tidak dapat dibeli atau dijual ke pihak lain,’’ jelas Eric pula.

Sampai Eric, transisi energi saat ini menjadi isu penting di Indonesia maupun di kancah internasional. Berbagai negara menjadikan instrumen pengadaan bisnis dan industri harus memenuhi target penggunaan energi terbarukan yang transparan.

‘’Kami menyambut kebutuhan pelanggan industri dan kebutuhan seluruh masyarakat terhadap energi bersih atau EBT dengan memasifkan penggunaan REC. Semoga REC juga dapat mendorong pertumbuhan pembangkit EBT untuk memenuhi target bauran nasional sebesar 23% pada tahun 2025, serta sebagai tanggung jawab PLN untuk menyediakan listrik bagi generasi saat ini dan mendatang,’’ sampainya.

Head of Corporate Governance and Sustainability PT United Tractors Tbk Sara K. Loebis menyampaikan, penggunaan layanan REC antara perusahaannya dengan PLN UID Sumbar merupakan upaya United Tractors untuk mendukung transisi energi.

Selain itu, penggunaan REC ini diharapkan memberikan dampak positif pada pembangunan berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDGs). ‘’Semoga ini menjadi kolaborasi antara perusahaan kami dengan PLN untuk mewujudkan inisiatif transisi energi yang bisa berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan,” kata Sara.

Eric berharap di tahun 2024 dan tahun-tahun mendatang semakin banyak industri yang menyusul PT United Tractors. PLN, sampainya, siap memasok suplai listrik dari energi bersih ke perusahaan-perusahaan industri, sesuai arahan pemerintah. ‘’Adalah sebuah gerakan baik dimana industri saat ini dituntut untuk peduli pada penggunaan energi di bisnisnya dengan beralih menggunakan energi bersih. Kami siap berada di barisan depan untuk gerakan ini,” lanjut Eric.*