Bukittinggi (ANTARA) - Nagari Tabek Panjang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mempersiapkan diri menjadi daerah berbasis pelayanan digital dan Mandiri di Agam sesuai Peraturan Presiden tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Hal itu disampaikan Wali Nagari Tabek Panjang, Dony Suhendri saat pelepasan kegiatan Alek Nagari Khatam Al Quran MDTA ke-26 di daerah yang berada di Kecamatan Baso, Sabtu.
"Insyaallah tahun depan Tabek Panjang akan menjadi Nagari Mandiri dan berbenah menjadi Nagari Digital, segala pelayanan bisa melalui sarana prasarana teknologi, akan dimudahkan," kata dia.
Ia mengatakan Nagari Digital adalah konsep yang diajukan guna merealisasikan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang SPBE dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 5 Tahun 2018 Tentang Pedoman Evaluasi SPBE.
"Yaitu upaya untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan pemerintah berbasis elektronik di Indonesia yang terpadu dan menyeluruh untuk mencapai birokrasi dan pelayanan publik yang berkinerja tinggi," katanya.
Menurutnya, dengan penerapan konsep Nagari Digital di Nagari Tabek Panjang nantinya dapat membantu kinerja pemerintah nagari dalam memberikan layanan kepada masyarakat, menginformasikan aktifitas nagari ke publik melalui website serta pelaku UMKM dapat memasarkan produknya melalui toko online milik nagari.
"Ibu Bapak dan saudara sekalian yang selama ini aktif berkomunikasi di Aplikasi WhatsApp, Instagram dan lainnya bisa memanfaatkan kemudahan pelayanan itu nanti," kata Dony.
MDTA Tabek Panjang mengkhatamkan sebanyak 26 pelajar dan 35 orang penghafal Al Quran yang turut dihadiri Pemerintah Kabupaten Agam dan tokoh masyarakat setempat antaranya Gusviarman yang digadang-gadang warga untuk menjadi wakil rakyat di DPRD Agam.
"Sesuai keinginan masyarakat nantinya Khatam Al Quran di Tabek Panjang akan kami selenggarakan secara serentak di setiap jorong sehingga lebih meriah," kata Gusviarman.
Sementara itu, Bupati Agam yang diwakili Kepala Dinas Dalduk KB PPPA Agam, Surya Wendri berharap sistem digital nanti tidak mengganggu tradisi dan budaya masyarakat setempat.
"Wisuda Khatam bukan berarti selesai mempelajari Al Quran, saat nanti daerah kita ini menjadi Nagari Digital, saya berharap kemajuan teknologi diselaraskan dengan pendidikan agama, jangan malah melemahkan generasi muda," kata Surya Wendri.