Padang (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong pengembangan konsep pertanian terpadu atau integrated farming kawasan hortikultura di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
"Upaya ini guna mengoptimalkan sumber daya lahan yang subur untuk peningkatan produksi komoditi pertanian," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo di Kabupaten Solok, Rabu.
Konsep pertanian terpadu tersebut sekaligus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk langkah atau upaya mengantisipasi perubahan iklim serta dampak El Nino.
"Saya bersama Pak Bupati, Pak Gubernur akan mendorong sebuah konsepsi integrated farm dengan bermacam-macan jenis komoditas pertanian," kata Mentan.
Saat mengunjungi sentra pengembangan bawang merah di Kabupaten Solok, Syahrul mengajak petani agar selalu optimistis mengembangkan sektor pertanian. Sebab, daerah itu didukung dengan kekayaan sumber daya alam.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Solok Miharta mengatakan pengembangan bawang di Solok dilakukan secara intensif.
Solok merupakan kabupaten sentra bawang merah yang menanam komoditas itu sepanjang tahun dengan kisaran 900 hingga 1.000 Hektare (Ha) per bulan. kendati demikian, masih terdapat kekurangan atau kendala dalam penanganan pascapanen.
"Petani Solok menanami bawang merah dua hingga empat kali dalam setahun. Satu kali panen dengan luas lahan satu hektare bisa menghasilkan 13 ton," sebut dia.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengatakan pemerintah telah mendampingi 12.000 ha budi daya bawang merah di Desa Sungai Nanam, Kabupaten Solok.
Saat ini, ujar dia, luas tanaman bawang merah di Solok semakin bertambah. Pada 2016 hanya berkisar 5.000 ha. Namun, pada 2023 naik signifikan menjadi 12.000 ha. Untuk produksi 2022 mencapai 188.563 ton. Angka tersebut berhasil menembus peringkat tiga nasional setelah Brebes dan Nganjuk.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan dorong pengembangan pertanian terpadu kawasan hortikultura