Solok (ANTARA) - Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok tercatat pertumbuhan ekonomi di daerah itu mengalami kenaikan dan angka kemiskinan mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Bupati Solok Epyardi Asda di Solok, Selasa mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Solok mulai meningkat, ia akan tetap berupaya terus agar pertumbuhan itu juga berdampak pada penurunan angka kemiskinan.
Menurutnya meski angka pertumbuhan ekonomi naik, ia akan tetap berupaya menggenjot terus untuk angka kemiskinan. Data dari BPS menunjukkan ada tujuh persen kemiskinan, meski itu terus turun dari tahun sebelumnya.
"Tapi ini sifatnya survei, data sementara kami yang dilakukan oleh Pemkab by name by address adalah sekitar empat persen. Meski begitu ini jadi acuan dan cambuk bagi kami untuk terus berupaya bagaimana Kabupaten Solok ini bangkit dari segala lini,” ujarnya
Di samping itu, berdasarkan data BPS pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi naik 3,32 persen dibanding 2020 yang hanya 1,12 persen. Tahun 2022 kembali naik menjadi 4,31, angka ini tidak jauh dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumbar yang 4,36 persen.
Sementara untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator penting untuk mengetahui suatu kondisi ekonomi suatu daerah mengalami kenaikan.
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Kabupaten Solok pada tahun 2021 adalah Rp14,1 miliar dan pada tahun 2022 menjadi Rp15,7 miliar.
Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang menjadi fokus program Epyardi Asda terlihat mendominasi pertumbuhan.
Dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha di Kabupaten Solok (persen), pada tahun 2017 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan hanya 2,58 persen, pada tahun 2022 meningkat menjadi 3,37 persen.
Selain itu, di sektor penyedia akomodasi makan dan minum ikut melonjak pada tahun 2018 yang hanya 8,77 persen dan pada tahun 2022 naik menjadi 10,26 persen. Pada sektor pendidikan dan kesehatan juga ikut naik.
Selain itu angka kemiskinan juga jauh menurun. Dari garis kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Solok pada tahun 2014 angka kemiskinan tercatat 9,53 persen, pada tahun 2015 (10,00 persen), tahun 2016 (9,32 persen), tahun 2017 (9,06 persen), tahun 2018 (8,88 persen), tahun 2019 (7,98 persen), tahun 2020 (7,81 persen), tahun 2021 (8,01 persen), dan tahun 2022 (7,12 persen).
Angka ini paling rendah dibanding sembilan tahun terakhir. Tak hanya itu indeks pembangunan manusia (IPM) juga meningkat, Tahun 2018 tercatat 68,60 persen, pada tahun 2022 naik menjadi 70,02 persen.
Begitu juga dengan Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Solok. Pada tahun 2018 hanya 67,95 persen, pada tahun 2022 menjadi 69,19 persen. Hal ini menunjukkan gerakan positif dari Kabupaten Solok untuk bergerak maju dari berbagai lini.
Berita Terkait
Potensi kerugian bencana Sumbar diperkirakan Rp50 milliar per hari
Jumat, 31 Mei 2024 15:55 Wib
Di Forum Ekonomi Tri Hita Karana, PLN bersama Pemerintah ajak komunitas global berkolaborasi dalam pendanaan transisi Energi
Sabtu, 25 Mei 2024 19:13 Wib
Berikan kompensasi listrik Rp 17,8 T ke PLN, Pemerintah hadir lindungi rakyat dalam pemulihan ekonomi
Sabtu, 25 Mei 2024 16:03 Wib
Wawako Solok harapkan koperasi syariah dorong pertumbuhan ekonomi
Jumat, 24 Mei 2024 5:06 Wib
Jokowi harap tragedi Presiden Iran tidak berdampak pada ekonomi global
Selasa, 21 Mei 2024 12:16 Wib
BPS catat pertumbuhan ekonomi Sumbar sebesar 4,37 persen di triwulan I
Selasa, 7 Mei 2024 15:40 Wib
Presiden sebut pertumbuhan ekonomi 5,11 persen menumbuhkan optimisme
Selasa, 7 Mei 2024 11:39 Wib
Sri Mulyani: Ekonomi yang solid mampu turunkan tingkat pengangguran
Senin, 6 Mei 2024 14:43 Wib