Pulau Punjung (ANTARA) - Penggiat Literasi Rumah Baca Marenda di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) berkomitmen meningkatkan budaya literasi melalui kegiatan bincang sore Ramadhan yang digelar berapa waktu lalu.
Pengelola Rumah Baca Marenda, Muhammad Didit, di Pulau Punjung, Senin, mengatakan, bincang sore Ramadhan digelar atas kerjasama Komunitas Positif Kreatif (KPK) Dharmasraya Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Universitas Dharmas Indonesia (Undhari).
"Alhamdulillah antusias mahasiswa dan masyarakat cukup tinggi, kegiatan kita ini mengusung tema Momentum Menyemarakkan Budaya Literasi, Giat, dan Semangat untuk Berkarya. Ke depan akan kita gelar secara berkelanjutan," katanya.
Ia mengatakan kegiatan bincang sore Ramadan di rumah baca Marenda berlangsung dengan baik, lancar, dan sukses. Ia menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah menyukseskan kegiatan tersebut.
"Kami berharap kegiatan kita ini dapat memotivasi dan memginspirasi kita semua untuk gemar dan giat membaca, menulis, dan berkarya," katanyam
Ia mengatakan pemateri dalam bincang tersebut yakni pendiri rumah baca Marenda Amar Salahuddin.
Amar memaparkan sejarah dan tujuan berdirinya rumah Baca Marenda serta program atau kegiatan di rumah baca Marenda.
"Rumah baca mempunyai banyak program untuk meningkatkan minat dan kegemaran membaca dan menulis, ada program harian, mingguan, dan bulanan, seperti kata-kata motivasi di media sosial, diskusi mingguan terkait literasi dan umum, juga ada lapak baca, dan pustaka keliling mengunjugi daerah pinggiran Dharmasraya." kata Amar.
Selanjutnya, ia menambahkan pada bulan suci Ramadan, menyelenggerakan kegiatan bincang sore Ramadan secara rutin setiap sore menjelang berbuka, bincang sore kali ini dengan tema Ramadan Bulan Literasi.
Ia menyampaikan ada dua momentum kenapa bulan Ramadan menjadi bulan literasi bagi umat Islam, yang pertama yaitu peristiwa turunnya Alqur'an di Gua Hira, atau dikenal dengan Nuzul Qur'an pada 17 Ramadan, dan surat yang pertama kali turun yaitu surat Al 'alaq, ayat 1-5, pesan surat tersebut, Iqra dan Qalam. Membaca dan (pena) menulis.
Kumudian, dibulan Ramadan, setelah umat Islam menang pada perang Badar, Nabi Muhammad SAW, membuat kebijakan revolusioner, persyaratan tawanan perang untuk bebas, mesti mengajari umat Islam membaca dan menulis. Makanya banyaklah umat Islam yang bisa membaca dan menulis. Salah satunya Zaid bin Tsabit yang ditunjuk sebagai penulis wahyu.
Berita Terkait
Baznas RI beri pelatihan agar disabilitas rungu bisa baca Al Quran
Sabtu, 7 Desember 2024 13:18 Wib
Pemkot Pariaman bina dua taman baca masyarakat tingkatkan literasi warga
Kamis, 24 Oktober 2024 14:55 Wib
Warga Pariaman dirikan taman baca guna edukasi anak sejak dini
Rabu, 23 Oktober 2024 14:41 Wib
Perdana dilaksanakan, bunda literasi dan duta baca tingkatkan kemajuan literasi di Pasaman
Rabu, 18 September 2024 14:55 Wib
Bupati Sabar AS kukuhkan bunda literasi dan duta baca
Rabu, 18 September 2024 10:23 Wib
Uji mampu baca Al-quran bakal calon gubernur Aceh
Rabu, 4 September 2024 17:33 Wib
Perpusnas jadikan penguatan budaya baca dan literasi Renstra 2025-2029
Senin, 12 Agustus 2024 13:51 Wib
Perpusnas: Semangat juang Bung Hatta contoh nyata tuju Indonesia Emas
Senin, 12 Agustus 2024 13:50 Wib