Solok (ANTARA) - Petani di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar termasuk pengguna pestisida cukup tinggi untuk merawat tanaman mereka yang dikhawatirkan akan berdampak terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat.
Salah seorang petani setempat Zulfa Hendri (39) di Alahan Panjang, Minggu mengaku bahwa tanamannya sangat beketergantungan terhadap penggunaan pestisida.
Ia menyebutkan penggunaan pestisida untuk tanamannya harus dua kali sehari atau tiga kali seminggu.
"Itu pun saat cuaca bagus, kalau cuaca buruk bisa sekali sehari pemakaian pestisida untuk tanaman," ujar dia.
Andi mengatakan mayoritas pekerjaan masyarakat di daerah itu sebagai petani tanaman hortikultura yang rata-rata menggunakan pestisida. Sangat jarang ditemukan petani di daerah itu yang menggunakan pupuk organik.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa saat ini tanaman yang dirawatnya berupa cabai dan bawang merah.
"Apalagi tanaman sejenis bawang merah. Kalau bagi saya ini tanaman yang sangat manja dan butuh perawatan yang intens," ucap dia.
Wagub Sumbar Audy Joinaldy saat melakukan kunjungan kerja ke Alahan Panjang mengimbau agar petani setempat mengurangi penggunaan pestisida, mengingat Alahan Panjang sebagai salah satu sentra produksi hortikultura dengan penggunaan pestisida yang cukup tinggi.
Audy mengatakan kendati sulit untuk sepenuhnya beralih ke pertanian organik, namun secara perlahan-lahan penggunaan pestisida harus dikurangi. Hal ini dilakukan untuk menjaga resistensi, kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Kami mengimbau para petani untuk memperhatikan dosis penggunaan pestisida. Karena berdasarkan data di Alahan Panjang penggunaannya cukup tinggi. Peran dari penyuluh juga harus kita tingkatkan," ujar Audy.
Sebelumnya, Wagub Audy didampingi Wakil Bupati Solok Jon Firman Pandu, bersama petani setempat memanen secara simbolis dua ton kentang hasil dari bantuan bibit yang yang diberikan pemerintah Kabupaten Solok beberapa waktu lalu.