Padang (ANTARA) - DPRD Sumatera Barat merekomendasikan Pemprov Sumbar mengirimkan surat kepada pemerintah pusat agar Bandara Internasional Minangkabau (BIM) tidak mengalami penurunan status menjadi bandara domestik.
"Masyarakat Sumbar beberapa waktu terakhir dibuat ragu dengan informasi ini dan memang ini sudah clear BIM tidak masuk dalam rencana pemangkasan bandara internasional itu namun kami ingatkan agar Pemprov Sumbar tidak lengah," kata Ketua DPRD Sumbar Supardi usai rapat bersama pemangku kebijakan terkait persoalan BIM di Padang, Selasa.
Ia mengatakan meski BIM masuk dalam 16 bandara internasional yang dipertahankan namun Pemprov harus menjelaskan melalui surat yang berisi kajian terkait pentingnya kehadiran bandara internasional di Sumbar.
"Kita minta BIM ini harus dipertahankan bandara internasional sampai kapanpun. Ini bukan hanya soal pariwisata semata namun juga ekspor serta kedekatan emosional yang terbangun antara negeri Jiran Malaysia dengan Sumbar dan BIM dibutuhkan untuk hal ini," kata dia
Selain itu GM Angkasa Pura dalam rapat itu sudah menjelaskan bahwa BIM ini sudah melayani penerbangan BIM ke Kuala Lumpur dan juga penerbangan langsung umroh ke Jeddah.
"Besok bisa jadi penerbangan dari China dan Singapura ke Sumbar dan kesempatan ini terbuka," kata dia
Sementara Ketua Asita Sumbar Darmawi menjelaskan kepastian BIM tetap menjadi bandara internasional menjadi kabar gembira dan pihaknya fokus mewujudkan impian yang menjadi pangsa pasar wisatawan mancanegara ke Sumbar adalah India dan Malaysia.
Menurut dia Asita Sumbar akan bekerja keras mencapai jumlah target wisatawan mancanegara ke Sumbar di angka 70 ribu, jumlah ini sama dengan jumlah wisatawan mancanegara sebelum pandemi COVID-19.
"Kita sudah menjalin komitmen dengan pelaku wisata Malaysia dan perantau Minang di Malaysia yang mencapai 500 orang dan juga 60 persen warga Negeri Sembilan merupakan keturunan minang. kita juga telah melakukann promosi wisata untuk menggaet wisatawan tersebut," kata dia
Sementara Kadis Pariwisata Sumatera Barat Luhur Budianda mengatakan proses permintaan ini sudah dilakukan sejak Juli lalu saat penerbangan internasional usai COVID-19 dibuka.
"Gubernur sudah bertemu dengan Menko Marves membicarakan ini dan kita berupaya agar BIM tetap menjadi bandara internasional," kata dia.