Polisi Pariaman programkan jadi bapak asuh bantu tangani stunting

id Stunting,Pariaman,Sumbar

Polisi Pariaman programkan jadi bapak asuh bantu tangani stunting

Kapolres Pariaman, Sumbar AKBP Abdul Azis (kiri) sedang membahas program bapak asuh kepada jajarannya usai melaksanakan Jumat Curhat, Jumat (27/1).  (ANTARA/Aadiaat M. S. )

Pariaman (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Pariaman, Sumatera Barat memprogramkan jajaran di kepolisian itu menjadi bapak asuh bagi anak dari keluarga miskin guna mencukupi asupan gizi serta membantu menangani kasus gagal tumbuh pada anak di kota tersebut.

"Jadi saya, Wakapolres, kepala satuan, dan kepala bagian masing-masing memiliki anak asuh. Minggu ini kita mulai program ini," kata Kapolres Pariaman AKBP Abdul Azis di Pariaman, Minggu.

Ia mengatakan pihaknya optimis program tersebut dapat terealisasi karena biasanya pihaknya juga rutin menyantuni keluarga miskin.

Namun karena penanganan stunting menjadi fokus pemerintah maka pihaknya memfokuskan penyaluran bantuan kepada keluarga miskin yang memiliki anak.

"Nanti anak tersebut kami berikan sembako atau bahkan susu yang saya rasa biayanya tidak besar," katanya.

Ia menyampaikan untuk sementara program tersebut difokuskan untuk wilayah Pariaman atau belum mengarah ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman yang juga merupakan wilayah hukum instansi itu.

Sosialisasi terkait penanganan stunting sebelumnya sudah dilakukan Polres Pariaman kepada warga melalui Jumat Curhat namun pihaknya saat ini memfokuskan pada aksi membantu penanganan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit mengatakan pihaknya menyambut baik program dari kepolisian setempat yang ikut membantu menangani stunting.

"Pihak kepolisian telah meminta datanya kepada kami untuk menjadi bapak asuh," ujarnya.

Ia menyampaikan saat ini telah ada beberapa warga di Pariaman yang bersedia menjadi bapak asuh. Bahkan, lanjutnya pihaknya mendapat perintah dari Wali Kota Pariaman agar meminta seluruh kepala organisasi perangkat dan forum komunikasi pimpinan daerah ikut menjadi bapak asuh di daerah itu.

Ia berharap dengan adanya partisipasi banyak pihak maka dapat membantu menurunkan status gizi Pariaman yang pada 2022 berada pada angka 18,4 persen.

Sebelumnya, Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat (Sumbar) menggalakkan program bapak atau bunda asuh anak stunting guna mengantisipasi terjadinya gagal tumbuh pada anak yang memiliki risiko akibat kurang mendapatkan asupan gizi.

“Ini merupakan program gotong royong dari seluruh elemen masyarakat untuk membantu menurunkan angka stunting,’ kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati.

Ia mengatakan program tersebut berupa pemberian makanan karbohidrat dan protein kepada anak yang dinilai memiliki risiko mengalami stunting.