Tim Maching Fund Cegah Stunting Unand koordinasi pengadaan produk olahan dadih dengan Dinkes Sumbar

id Tim maching fund, cegah stunting Unand, lakukan koordinasi, dengan, Dinkes Sumbar

Tim Maching Fund Cegah Stunting Unand koordinasi pengadaan produk olahan dadih dengan Dinkes Sumbar

Ketua Tim Matching Fund Cegah Stunting Universitas Andalas Dr Helmizar, S.KM, M.Biomed (kiri) (ANTARA/Dokumen Pribadi)

Solok, (ANTARA) - Tim Matching Fund cegah stunting Universitas Andalas (Unand) melakukan koordinasi dengan Dinkes Sumbar untuk memfasilitasi pengadaan produk olahan dadih makanan tambahan ibu hamil dan anak balita di daerah itu sebagai upaya pencegahan stunting.

Ketua Tim Matching Fund Cegah Stunting Universitas Andalas Dr Helmizar, S.KM, M.Biomed saat dikonfirmasi dari Solok, Jumat mengatakan pertemuan itu dilakukan untuk memfasilitasi pengadaan produk olahan dadih sebagai makanan tambahan ibu hamil dan anak balita di wilayah kerja Dinkes Sumbar.

Koordinasi yang dilakukan merupakan bentuk kontribusi Tim Matching Fund Unand dalam menekan angka stunting di Sumatera Barat yang masih tinggi yaitu sebesar 23,3 persen.

Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi spesifik untuk dapat menurunkan angka stunting di Sumatera Barat, salah satunya dengan memberikan makan tambahan.

Pertemuan diawali dengan menjelaskan pemanfaatan pangan lokal dadih menjadi aneka olahan makanan yang kaya kandungan gizi sekaligus bermanfaat dalam mencegah stunting.

Dadih merupakan bahan pangan lokal yang merupakan kekayaan khas Sumatera Barat, dadih termasuk pangan fungsional diperkaya dengan asam laktat yang baik untuk pencernaan.

Tim Matching Fund Unand juga membawa contoh produk makanan olahan dadih berupa roti, kukis, dan vla dadih. Produk yang dibawa merupakan inovasi penanggulangan stunting sebagai makanan tambahan yang bergizi dengan memanfaatkan pangan lokal.

Tim Matching Fund Stunting Unand menargetkan produknya agar dapat menunjang kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan baduta.

Produk dilakukan formulasi khusus untuk kelompok sasaran tersebut. Masing-masing produk telah dilakukan perhitungan kandungan gizinya.

Roti amino fungsional untuk ibu hamil ukuran 60 gram diformulasikan untuk ibu hamil sebanyak 2 bungkus perhari. Satu bungkus roti mengandung 196,9 kkal, lemak 5,68 gram, dan karbohidrat 32, 86 gram.

Sedangkan roti yang khusus untuk baduta berukuran 30 gram dengan kadungan gizinya setengah dari versi ibu hamil. Kukis ukuran 40 gram menngandung 316 kkal, lemak 21 gram, dan karbohidrat 26,8 gram. Vla dadih ukuran 30 gram mengandung 74,65 kkal, lemak 3,56 gram, protein 1,89 gram, dan karbohidrat 89,3 gram.

Produk ini dapat dijadikan sumber energi tambahan bagi ibu hamil yang memiliki gangguan makan seperti mual dan anak-anak yang melakukan gerakan tutup mulut (GTM).

Ia juga mengharapkan agar terjalinnya hubungan kerja sama ini. Dengan adanya produk lokal olahan dadih, mampu mengurangi angka stunting di Sumatera Barat.

Di samping itu, Kepala Dinkes Sumbar Lila Yanwar menyambut dengan baik ada produk lokal untuk pencegahan stunting yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dan balita sebagai makanan tambahan.

Bersamaan dengan itu Dinkes Sumbar juga sedang mencari produk lokal untuk mengatasi stunting ini. Olah karena itu, dengan datangnya tim matching fund cegah stunting Unand ke Dinkes Sumbar selaras dengan program kerja yang dijalankan kedepannya. (*)