Agar lebih tahan, Pemkot Pariaman dorong nelayan lapisi kapal tangkap dengan fiber

id kapal tangkap,dorong pemasangan serat fiber ,berita pariaman,berita sumbar

Agar lebih tahan, Pemkot Pariaman dorong nelayan lapisi kapal tangkap dengan fiber

Proses pemasangan serat fiber terhadap kapalĀ  nelayan di Kota Pariaman, Sumbar. (ANTARA/Aadiaat M.S)

Lubukbasung, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat mendorong nelayan daerah itu untuk melapisi kapal tangkap ikan dengan fiber guna memberikan kekuatan dan lebih tahan digunakan saat melaut.

"Saat ini sekitar 200 atau 50 persen dari 400 unit kapal jenis payang di Pariaman sudah dilapisi fiber, kami mendorong seluruhnya dilapisi fiber agar lebih aman saat melaut," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman, Dasril melalui Kepala Bidang Kelautan Citra Aditur Bahri di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan penggunaan fiber agar kapal yang terbuat dari kayu tidak mudah lapuk dan rusak. Selain itu perawatannya pun tidak sulit dan mudah ditambal ketika terjadi kebocoran.

Sebagian besar nelayan sudah bisa melapisi kapalnya dengan fiber secara mandiri karena pemasangannya yang relatif mudah.

"Rata-rata nelayan di Pariaman sudah bisa melapisi kapalnya dengan fiber, karena tidak perlu keahlian khusus," katanya.

Ia menyebutkan di Pariaman terdapat tiga jenis kapal yang digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan yaitu bagan dengan daya tampung di atas 10 GT sebanyak 20 unit.

Jenis payang dengan daya tampung 3 GT sampai 5 GT sebanyak 400 unit, dan kapal-kapal kecil dengan daya tampung kurang dari 3 GT sebanyak 1.000 unit.

"Namun bagan pada umumnya telah dilapisi dengan seng," kata dia.

Untuk payang, lanjutnya dulunya dominan menggunakan sayap yang digunakan sebagai penyeimbang di lautan. Namun sekarang sudah banyak kapal payang tidak menggunakannya lagi dan menggantinya dengan memperbesar lambung kapal.

Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan Fiyo Suki, Ardison mengatakan dirinya sudah dua kali melapisi kapalnya dengan fiber untuk memberikan daya tahan terhadap kapal.

Namun, lanjutnya jika sebelumnya pelapisan dilakukan secara mandiri sekarang menggunakan tenaga profesional dari Kota Padang.

"Besar biayanya sama, dulu Rp6 juta sekarang Rp6 juta juga," ujar dia. (*)