BKKBN Sumbar galakkan bapak asuh antisipasi stunting pada anak berisiko
Parik Malintang (ANTARA) - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat (Sumbar) menggalakkan program bapak atau bunda asuh anak stunting guna mengantisipasi terjadinya gagal tumbuh pada anak yang memiliki risiko akibat kurang mendapatkan asupan gizi.
"Ini merupakan program gotong royong dari seluruh elemen masyarakat untuk membantu menurunkan angka stunting," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati saat memberikan beras dan telur untuk anak asuhnya di Kecamatan Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan program tersebut berupa memberikan makanan karbohidrat dan protein kepada anak yang dinilai memiliki risiko mengalami stunting.
Ia menyampaikan dalam program yang dijalankannya selama lima bulan terakhir kepada sejumlah anak di Sumbar telah menunjukkan perkembangan yang baik.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat mengambil bagian untuk membantu anak-anak yang memiliki risiko stunting di daerah itu dengan menjadi bapak dan bunda asuh guna menekan terjadinya gagal tumbuh pada anak.
Ia menyampaikan sejauh ini pihaknya telah menyiapkan data keluarga anak stunting di daerah itu sebagai langkah awal untuk menangani stunting di Sumbar.
"Karena ada data tersebutlah saya bisa datang ke sini," katanya.
Selain itu, lanjutnya pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap keluarga tersebut guna menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan nyaman sehingga dapat mendukung tumbuh kembang anak.
Pihaknya juga melaksanakan audit untuk mengetahui penyebab anak mengalami stunting guna memberikan intervensi yang tepat.
Ia menyampaikan upaya yang dilakukan tersebut untuk menekan angka stunting di Sumbar yang saat ini berada pada 23,3 persen dan ditargetkan menjadi 14 persen pada 2024.
Ia menambahkan penanganan stunting di Indonesia sudah lama dilakukan namun dinilai belum terkoordinir sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 terkait dengan penanganan gagal tumbuh pada anak harus dilakukan oleh semua lapisan.
"Ini merupakan program gotong royong dari seluruh elemen masyarakat untuk membantu menurunkan angka stunting," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati saat memberikan beras dan telur untuk anak asuhnya di Kecamatan Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan program tersebut berupa memberikan makanan karbohidrat dan protein kepada anak yang dinilai memiliki risiko mengalami stunting.
Ia menyampaikan dalam program yang dijalankannya selama lima bulan terakhir kepada sejumlah anak di Sumbar telah menunjukkan perkembangan yang baik.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat mengambil bagian untuk membantu anak-anak yang memiliki risiko stunting di daerah itu dengan menjadi bapak dan bunda asuh guna menekan terjadinya gagal tumbuh pada anak.
Ia menyampaikan sejauh ini pihaknya telah menyiapkan data keluarga anak stunting di daerah itu sebagai langkah awal untuk menangani stunting di Sumbar.
"Karena ada data tersebutlah saya bisa datang ke sini," katanya.
Selain itu, lanjutnya pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap keluarga tersebut guna menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan nyaman sehingga dapat mendukung tumbuh kembang anak.
Pihaknya juga melaksanakan audit untuk mengetahui penyebab anak mengalami stunting guna memberikan intervensi yang tepat.
Ia menyampaikan upaya yang dilakukan tersebut untuk menekan angka stunting di Sumbar yang saat ini berada pada 23,3 persen dan ditargetkan menjadi 14 persen pada 2024.
Ia menambahkan penanganan stunting di Indonesia sudah lama dilakukan namun dinilai belum terkoordinir sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 terkait dengan penanganan gagal tumbuh pada anak harus dilakukan oleh semua lapisan.