Pariaman (ANTARA) -
Pariaman
Sekitar 70 persen dari 588 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Pariaman, Sumatera Barat telah mengikuti i'tikaf yang merupakan program rohani dari Lapas tersebut guna meningkatkan ilmu agama dan mendekatkan diri kepada sang pencipta.
"Program ini dulu untuk perorangan (yang berminat ikut saja) namun sekarang digilir perkamar," kata Kalapas Klas IIB Pariaman Effendi di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan setiap pelaksanaan i'tikaf diikuti oleh 15 sampai 20 orang warga binaan yang dilaksanakan selama tiga hari di masjid yang berada di lingkungan Lapas tersebut.
Warga binaan tersebut, lanjutnya dibimbing oleh staf di Lapas Pariaman, ustad dari luar lembaga tersebut dan bahkan warga binaan yang dinilai telah bisa membimbing warga binaan lainnya.
"Jadi ini yang kami harapkan, karena dari kita untuk kita," katanya.
Ia menyampaikan tidak ada layanan istimewa terhadap warga binaan yang mengikuti i'tikaf namun semenjak program itu diluncurkan banyak yang berminat untuk mengikutinya.
Ia menambahkan program tersebut juga bertujuan untuk memberikan rasa tenang antar warga binaan karena Lapas Pariaman sudah melebihi kapasitas sebab seharusnya diisi oleh 170 orang namun sekarang telah mencapai 588 orang.
Sementara itu, salah seorang warga binaan di Lapas Klas IIB Pariaman yang telah mengikuti i'tikaf Rizal mengatakan adanya perubahan yang dialaminya secara religius.
"Dulu ada malas-malasnya salat, kalau sekarang sudah melaksanakan salat lima waktu berjamaah di masjid," ujarnya.
Ia menyampaikan banyak yang dipelajari dalam i'tikaf tersebut yaitu di antaranya belajar meningkatkan amal, menyampaikan perbuatan yang baik, dan mencegah perbuatan yang mungkar.
Rizal menambahkan meskipun belum maksimal menerapkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti i'tikaf namun ia berupaya mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelumnya, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Kota Pariaman, Sumatera Barat memperkuat kegiatan rohani guna menjaga ketentraman warga binaan di Lapas tersebut yang jumlahnya telah mencapai 588 orang.
"Hidup tergantung dari hati kita, jika hati kita bisa bersandar dan selalu mengingat Allah maka hati kita menjadi tenang, karena kondisi Lapas yang penuh maka kegiatan keagamaan bisa menjadi jalan keluarnya," kata Kalapas Klas IIB Pariaman Effendi saat pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pariaman.
Ia mengatakan berdasarkan pemahaman tersebut pihaknya meningkatkan kegiatan kerohanian warga binaan di Lapas Pariaman dan diharapkan menjadi contoh untuk Lapas lainnya di Indonesia.
Ia menyebutkan kegiatan kerohanian tersebut tidak saja melaksanakan salat berjamaah lima waktu di masjid namun juga i'tikaf serta kegiatan keagamaan lainnya.