Lubukbasung, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat membina Kelompok Salingka Danau Maninjau (Sadama) Kecamatan Tanjungraya, dalam mengolah enceng gondok di Danau Maninjau menjadi kerajinan tangan berupa tas, dompet, peci dan lainnya, agar produk yang dihasilkan bisa bersaing dengan daerah lain.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Agam, Dedi Asmar di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan anggota kelompok harus dilatih kembali bagaimana produk yang mereka hasilkan menjadi halus dan bisa bersaing dengan daerah lain.
"Pelatihan lanjutan itu bakal kita programkan dan menggandeng perusahaan di daerah itu untuk membina kelompok tersebut, karena ini sudah diatur," katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya kelompok ini mendapatkan pelatihan dari program PT PLN dengan cara mendatangkan narasumber dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Namun pelatihan tidak cukup sekali, tetapi dilakukan untuk beber kali sampai kualitas dari produk itu menjadi bagus.
Pendampingan itu bisa dilakukan dengan cara ekubasi dengan waktu sekitar empat bulan dan jadwal pertemuan satu kali 15 hari.
"Ini untuk menambah kemampuan dasar bagi anggota kelompok, sehingga hasil yang lebih baik. Untuk bahan baku dan tenaga kerja ada sama kita, tinggal peningkatan kualitas," katanya.
Ia mengakui, pemasaran produk usaha kecil menengah itu merupakan tugas paling berat dan ini harus dibersamakan.
Ini sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
"Kita harus bangga memakai produk dan bangga berkreasi sendiri, sehingga membuat negara kuat," katanya.
Dengan cara itu, tenaga kerja tertampung dan ekonomi masyarakat bakal bertambah. Di Indonesia, sekitar 64 juta usaha di sektor mikro dengan menyerap tenaga kerja 117 juta orang.
Sementara di Agam, ada kerajinan usaha mikro 17.663 orang. Apabila punya anggota dua sampai tiga orang berapa yang diserap tenaga kerja.
Sementara Ketua Kelompok Salingka Danau Maninjau (Sadama) Kecamatan Tanjungraya, Neti Sumarni mengatakan anggota kelompok dengan jumlah 20 orang itu telah memproduksi tas, dompet, peci, tempat tisu dan lainnya semenjak satu bulan lalu.
"Kami memproduksi kerajinan tangan ini setelah mendapatkan pelatihan dari pihak PT PLN Sektor Bukittinggi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, DLH Agam dengan membawa narasumber dari Tasikmalaya dan memberikan bantuan untuk mendukung pengembangan kerajinan tangan itu," katanya.
Ia mengatakan, kerajinan tangan itu memanfaatkan eceng gondok yang berada di Danau Maninjau. Enceng gondok itu diambil di dalam danau vulkanik dan setelah itu dijemur sampai kering.
Setelah kering, tambahnya, enceng gondok disulam menjadi tas, dompet, peci, tempat tisu dan lainnya menjadi nilai berekonomis.
"Satu anggota bisa membuat tas empat unit per hari dan saat ini permintaan cukup banyak dari pihak hotel, pemerintah dan lainnya setelah kami mengikuti pameran di Padang," katanya.