Padang (ANTARA) - Nagari Saniang Baka menjadi salah satu daerah di Sumatera Barat yang memiliki potensi sumber daya alam baik dari hasil hutan, pertanian, dan perikanan, yang memungkinkan berkembangnya ekonomi kreatif.
Nagari yang terletak di Kecamatan X Koto Singakarak, Kabupaten Solok, secara topografi dikelilingi oleh perbukitan yang dikenal masyarakat dengan Hutan Tunjuk sampai ke Danau Singkarak yang indah, dan sebagian lainnya area persawahan.
Kontur tanah nagari yang beragam membuat keberagaman pada sumber daya alamnya. Seperti Hutan Tunjuk yang kebanyakan merupakan pusako terdiri atas komoditas perdagangan seperti jeruk, buah naga, dan lainnya.
Dalam perkembangannya di Nagari Saningbaka terdapat usaha ekonomi kreatif seperti usaha membuat makanan tradisional, dan olahan lauk bilih dan rinuak, yang menjadi makanan khas Saniangbaka.
Di samping itu juga ada usaha Tudung Saji dan Sulaman emas yang digunakan ketika upacara adat dan dapat juga dijadikan sebagai hiasan.
Melihat potensi yang besar seperti itu menjadi alasan dosen bersama mahasiswa KKN Unand Periode 2022 melakukan pengabdian masyarakat dengan mengunjungi pelaku usaha dan memberikan penyuluhan terkait permasalahan dan pengembangan usaha ke depan.
Dalam hal ini mengunjungi pelaku usaha yang memproduksi olahan pangan seperti UMKM TANGAYA yang menghasilkan produk olahan makanan ringan seperti olahan kacang hijau, kacang Tojin, kacang Telur dan serundeng. Kemudian ada UMKM MEGA menghasilkan produk olahan danau seperti bilih dan rinuak, yang merupakan khas Saniangbaka.
Kedua pelaku usaha ini sangat potensial untuk dikembangkan dan mendapatkan bantuan legalisasi produk sampai mendapatkan sertifikat halal agar pemasarannya bisa menjadi lebih luas.
Selain bidang pangan tim juga mengunjungi usaha ekonomi kreatif lainnya yakni pelaku usaha Sulaman Benang Emas dan Tudung Saji. Kerajinan Sulaman Benang Emas dan Tudung Saji di Nagari Saniangbaka ini mempunyai nilai ekonomis dan nilai keindahan tersendiri terlebih kerajinan ini sudah turun temurun dikerjakan oleh wanita dengan menggunakan alat manual.
Dalam aplikasinya Sulam Benang Emas ini salah satunya dalam menghias kain polos (biasanya adalah kain bludru atau satin) dengan cara menempelkan benang emas dengan tusuk balut. Motif yang digunakan biasanya adalah motif naturalis seperti tumbuhan ataupun hewan dan motif dekoratif yang berbentuk garis sambung bersambung yang memberi kesan indah dan mewah. Penjualan produk olahan Sulaman Emas ini sudah tersebar luas bahkan sampai ke Pulau Jawa karena masyarakat Saningbaka juga banyak yang merantau sehingga melalui informasi dari mulut ke mulut dapat menjadi promosi.
Sedangkan Tudung Saji merupakan penutup makanan yang telah disusun di atas dulang. Tudung ini berbentuk seperti limas namun bagian atasnya bundar. Terbuat dari anyaman daun nipah dan kerangkanya menggunakan bambu agar kokoh. Pada bagian luar dilapisi dengan kain berwarna merah dan diberi renda sebagai hiasan. Motif atau corak bagian luar menentukan harga dari Tudung Saji ini. Salah satu pelaku usaha ini adalah Mak Er yang sudah berumur lebih 70 tahun. Usaha ini perlu dikembangkan dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya agar tidak habis.
Kedua pelaku usaha yaitu Sulam Benang Emas dan Tudung Saji ini merupakan generasi tua, sudah saatnya harus dikembangkan kegenarasi selanjutnya, karena kita tentu tidak ingin usaha ini berhenti sampai pada generasi ini saja.
Dari contoh para pelaku tersebut membuktikan Nagari Saniangbaka memiliki potensi yang kuat untuk pengembangan ekonomi kreatif khususnya produk khas dari Minangkabau.
*) penulis merupakan Guru Besar dan Dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas yang juga merupakan salah satu dosen pembimbing KKN Unand 2022