61 sapi terjangkit PMK di Payakumbuh dinyatakan sembuh

id berita payakumbuh, berita sumbar, penyakit mulut dan kuku

61 sapi terjangkit PMK di Payakumbuh dinyatakan sembuh

Sekretaris Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Ipendi. (Antara/Akmal Saputra)

Payakumbuh (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Sumatera Barat mencatat sebanyak 61 dari 172 ekor sapi yang terjangkit Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di daerah itu telah dinyatakan sembuh.

"Alhamdulillah hingga saat ini sapi kita yang telah dinyatakan sembuh dari PMK sudah banyak, dari 172 yang terjangkit sudah 61 sapi yang sembuh," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Ipendi di Payakumbuh Sabtu.

Ia mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada sapi yang terjangkit mati ataupun yang harus dipotong paksa.

Selain yang telah dinyatakan sembuh, kondisi puluhan sapi lainnya yang terjangkit PMK juga sudah mulai membaik.

"Dari awal semenjak kasus pertama pada 15 Juni kita langsung membuat tim Unit Respon Cepat (URC) dan sapi yang terjangkit dan kita beri penanganan sudah membaik," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa sebelum dinyatakan sembuh pihaknya akan terus memastikan keadaan sapi terlebih dahulu sampai sapi tersebut benar-benar telah sembuh

"Tim URC yang telah kita bentuk itu akan rutin secara berkala melakukan pengawasan ke kandang-kandang sapi. Hal ini untuk memastikan kondisi sapi semakin membaik," kata dia.

Ia menyampaikan setiap turun ke lapangan petugas terus melakukan pengecekan kondisi sapi dan memberikan pengobatan, vitamin, obat luka, disinfektan, dan lainnya jika memang dibutuhkan.

"Selain itu kita juga memberikan sosialisasi kepada pemilik sapi, kita berikan rekomendasi-rekomendasi yang harus dilakukan," ujarnya didampingi Kepala Puskeswan Rice Hani.

Dia mengimbau agar masyarakat atau peternak yang mendapati ternaknya atau menjurus ke penyakit PMK segera melapor ke kantor Dinas Pertanian atau di URC yang berada di dekat Pasar Ternak.

Ciri utamanya yakni hewan mengalami panas tinggi sekitar 39 derajat celcius hingga 41 derajat celcius, lalu hipersalivasi atau keluar air liur secara berlebih, air liur terlihat menggantung dan air liur terlihat berbusa.

Selanjutnya ada lesi atau bintik-bintik merah sekitar mulut, lidah, gusi, ambing, dan kuku hewan ternak. Bagi sapi perah terjadi penurunan produksi susu yang drastis.