Arosuka (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) memperketat pengawasan di pasar ternak Muaro Paneh untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini terus menular ke sapi dan kerbau di daerah itu.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Kenedy Hamzah di Solok, Jumat mengatakan Pemkab Solok bersama Forkopimda sudah mengadakan rapat membahas tentang pengawasan pasar ternak di Muaro Paneh.
"Dalam rapat itu juga hadir beberapa camat dan Forkopimcam, Kerapatan Adat Nagari (KAN) Muaro Paneh, serta asosiasi pedagang dan pengurus pasar setempat," ujar dia.
Ia mengatakan mulai hari ini dilakukan pengawasan yang ketat di pasar ternak tersebut. Bahkan para pedagang tidak diperbolehkan melakukan aktivitas jual beli hewan ternak sekalipun di tempat parkiran pasar.
"Selain itu, kami juga melakukan penjagaan di pintu masuk pasar bersama pihak kepolisian, TNI, Dishub Kabupaten Solok, Satpol PP, dan Dinas Pertanian Kabupaten Solok," kata dia.
Menurutnya tujuan dilakukan pengawasan pasar tersebut adalah untuk mengurangi penumpukan pada sapi sehingga menghindari penularan PMK itu sendiri terhadap hewan ternak.
"Sedapat mungkin jangan sampai ada sapi yang menumpuk. Karena dari penumpukan itu memicu penularan PMK," ujar dia.
Selain itu, menurutnya penutupan pasar ternak Muaro Paneh ini juga bertujuan untuk menutup kemungkinan masuknya hewan ternak dari daerah yang terjangkit.
Kendati demikian ia tidak melarang pedagang yang melakukan jual beli hewan ternak di tempat masing-masing. Asalkan tidak terjadi penumpukan sapi dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Silahkan berdagang di kandang sapi masing-masing dan tetap menerapkan protokol kesehatan," ucap dia.
Petugas Dinas Pertanian Kabupaten Solok juga siap dipanggil langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan kesehatan sapi kalau sekiranya ada yang mengalami sakit dan harus diisolasi selama tujuh hari dan diobati.
"Kalau tidak ada yang sakit silahkan dijual dan kami akan membuatkan surat keterangan kesehatannya," kata dia.
Lebih lanjut ia mengimbau kepada seluruh masyarakat di daerah setempat agar segera menghubungi petugas Dinas Pertanian yang ada di lapangan dan segera dilakukan pengobatan jika ditemukan sapi sakit.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik karena untuk stok hewan kurban masih mencukupi dan didatangkan dari daerah yang belum terpapar penyakit mulut dan kuku.
Menjelang Idul Adha Dinas Pertanian juga membentuk tim yang mendatangi kandang penampungan untuk mengecek kondisi kesehatan hewan.
"Setelah diperiksa akan diberi label dengan kriteria sapi sehat dan sesuai dengan kriteria hewan kurban sehingga panitia kurban dan pengurus masjid sudah aman untuk membelinya," kata dia.