Selama Ramadhan, murid SD di lokasi terdampak gempa Pasaman Barat belajar di tenda darurat
Hari ini kami mulai melakukan proses belajar mengajar di tenda darurat karena bangunan sekolah rusak akibat gempa 6,1 magnitudo pada Jumat (25/2) lalu,
Simpang Empat (ANTARA) - Proses belajar mengajar di lokasi terdampak gempa saat Ramadhan 1443 Hijriah di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat berlangsung di tenda darurat.
"Hari ini kami mulai melakukan proses belajar mengajar di tenda darurat karena bangunan sekolah rusak akibat gempa 6,1 magnitudo pada Jumat (25/2) lalu," kata Kepala Sekolah Dasar Negeri 21 Pasaman, Dafri di Simpang Empat, Kamis.
Ia mengatakan tenda darurat itu didirikan di halaman sekolah yang rusak akibat gempa. Meskipun di tenda darurat, semangat murid SD itu cukup tinggi.
"Tingkat kehadiran murid pasca gempa mencapai 95 persen dari 187 jumlah murid yang ada. Mudah-mudahan semangat murid kian bertambah," harapnya.
Menurutnya untuk Ramadhan ini, murid masuk sekolah pukul 08.00 WIB sampai 09.30 WIB dengan materi belajar tatap muka seperti biasa dan pukul 09.30 WIB sampai 12.00 WIB dilanjutkan dengan pesantren Ramadhan.
"Pesantren Ramadhan khusus untuk murid kelas tiga sampai kelas enam. Untuk murid kelas satu dan dua pulang pukul 09.30 WIB," ujarnya.
Sementara itu di SDN 08 Talamau juga telah memulai proses belajar mengajar pada hari ini. Menurut Kepala Sekolah SDN 08 Talamau, Wartila Hendri murid masuk sekolah tatap muka sejak pukul 08.00 WIB sampai 09.30 WIB. Setelah itu dilanjutkan dengan pesantren Ramadhan sampai pukul 12.00 WIB.
"Di pesantren Ramadhan itu diajarkan membaca ayat Alquran, sholat dhuha berjamaah, menghafal ayat dan ibadah lainnya," ujarnya.
Pihaknya terus berupaya menghilangkan trauma anak-anak dari gempa. Selain dengan pelajaran tatap muka juga dengan pesantren Ramadhan dan kegiatan lainnya.
Data sementara pada 4 April 2022 dari Satuan Tugas Penanggulangan Bencana gempa yang melanda Pasaman Barat mengakibatkan kerusakan pada pemukiman 4.716 unit dengan rusak ringan 2.206 unit, rusak sedang 1.089 unit dan rusak berat 1.418 unit.
Fasilitas pendidikan 131 unit dengan rusak sedang 97, rusak ringan 17 dan rusak berat 17 unit. Fasilitas kesehatan 17 unit dengan rusak sedang 8 unit, rusak sedang 4 unit dan rusak berat 5 unit.
Kerusakan fasilitas ibadah 50 unit dengan rusak sedang 19, rusak sedang 9 dan rusak berat 22 unit. Infrastruktur 35 dengan rusak ringan 5, rusak sedang 8 dan rusak berat 22 unit serta fasilitas pemerintah 64 dengan rusak ringan 48, rusak sedang 14 dan rusak berat 2 unit.
"Hari ini kami mulai melakukan proses belajar mengajar di tenda darurat karena bangunan sekolah rusak akibat gempa 6,1 magnitudo pada Jumat (25/2) lalu," kata Kepala Sekolah Dasar Negeri 21 Pasaman, Dafri di Simpang Empat, Kamis.
Ia mengatakan tenda darurat itu didirikan di halaman sekolah yang rusak akibat gempa. Meskipun di tenda darurat, semangat murid SD itu cukup tinggi.
"Tingkat kehadiran murid pasca gempa mencapai 95 persen dari 187 jumlah murid yang ada. Mudah-mudahan semangat murid kian bertambah," harapnya.
Menurutnya untuk Ramadhan ini, murid masuk sekolah pukul 08.00 WIB sampai 09.30 WIB dengan materi belajar tatap muka seperti biasa dan pukul 09.30 WIB sampai 12.00 WIB dilanjutkan dengan pesantren Ramadhan.
"Pesantren Ramadhan khusus untuk murid kelas tiga sampai kelas enam. Untuk murid kelas satu dan dua pulang pukul 09.30 WIB," ujarnya.
Sementara itu di SDN 08 Talamau juga telah memulai proses belajar mengajar pada hari ini. Menurut Kepala Sekolah SDN 08 Talamau, Wartila Hendri murid masuk sekolah tatap muka sejak pukul 08.00 WIB sampai 09.30 WIB. Setelah itu dilanjutkan dengan pesantren Ramadhan sampai pukul 12.00 WIB.
"Di pesantren Ramadhan itu diajarkan membaca ayat Alquran, sholat dhuha berjamaah, menghafal ayat dan ibadah lainnya," ujarnya.
Pihaknya terus berupaya menghilangkan trauma anak-anak dari gempa. Selain dengan pelajaran tatap muka juga dengan pesantren Ramadhan dan kegiatan lainnya.
Data sementara pada 4 April 2022 dari Satuan Tugas Penanggulangan Bencana gempa yang melanda Pasaman Barat mengakibatkan kerusakan pada pemukiman 4.716 unit dengan rusak ringan 2.206 unit, rusak sedang 1.089 unit dan rusak berat 1.418 unit.
Fasilitas pendidikan 131 unit dengan rusak sedang 97, rusak ringan 17 dan rusak berat 17 unit. Fasilitas kesehatan 17 unit dengan rusak sedang 8 unit, rusak sedang 4 unit dan rusak berat 5 unit.
Kerusakan fasilitas ibadah 50 unit dengan rusak sedang 19, rusak sedang 9 dan rusak berat 22 unit. Infrastruktur 35 dengan rusak ringan 5, rusak sedang 8 dan rusak berat 22 unit serta fasilitas pemerintah 64 dengan rusak ringan 48, rusak sedang 14 dan rusak berat 2 unit.