Simpang Empat (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) penanganan bencana Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) terus memenuhi kekurangan yang terjadi di posko utama pengungsian korban gempa yang kini ditempati sekitar 3.000 warga.
"Kami terus melakukan evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi di posko utama pengungsian ini," kata Komandan Kodim 0305/Pasaman, Letkol Kav Hery Bhakti selaku Komandan Pos Komando Tanggap Darurat Pasaman Barat di Simpang Empat, Selasa.
Hal itu disampaikannya ketika ditanyai tentang adanya dua tenda pengungsian yang bocor pada Senin (28/2) malam, sehingga air hujan masuk dan menggenangi tenda.
Akibatnya barang milik para pengungsi basah digenangi air, sedangkan seratusan warga yang menghuni tenda dievakuasi ke lobi Kantor Bupati Pasaman Barat.
"Kejadian itu akan dievaluasi dan ditangani secara maksimal, apalagi saat ini cuaca dalam kondisi hujan. Kondisinya tenda masih kurang," katanya.
Selain itu, lanjutnya saat ini tim juga tengah membangun sarana fasilitas umum untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK), hingga dapur umum.
Ia mengatakan hingga sekarang prioritas utama pihaknya adalah mencukupi kebutuhan pokok bagi warga yang terdampak gempa, baik di pengungsian utama atau pengungsi mandiri.
Hingga saat ini telah dibentuk 15 posko pengungsian yang tersebar dari daerah Aur Kuning hingga Timbo Abu untuk penyaluran bantuan.
"Semua bantuan yang datang sudah dikirim ke 15 posko tersebut untuk disalurkan ke warga masyarakat," katanya.
Sejalan dengan hal tersebut tim juga terus melakukan pendataan dan validasi rumah warga yang rusak di seluruh wilayah Kabupaten Pasaman Barat, dan jumlah pengungsian.
Hery Bhakti mengatakan saat ini warga terdampak korban gempa Pasaman Barat masih membutuhkan tenda, susu ibu hamil, susu anak, kasur, selimut, beras dan bahan makanan lainnya.