Pulau Punjung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya, Sumatera Barat, kembali menggelar operasi pasar minyak goreng dalam upaya membantu masyarakat di tengah harga komoditas tersebut masih tinggi di pasaran.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Dharmasraya, Roni Puska di Pulau Punjung, Jumat, mengatakan dalam operasi pasar minyak goreng pemerintah bekerjasama dengan PT. Incasi Raya Grup menyediakan total minyak goreng sebanyak 12.000 liter.
"Operasi pasar murah ini sudah kedua kalinya digelar pemkab. Minyak goreng yang disediakan yaitu minyak goreng kemasan," katanya.
Ia mengatakan minyak goreng itu dijual seharga Rp14 ribu/liter, setiap KK dapat membeli paling banyak enam liter. Syaratnya warga Dharmasraya dibuktikan dengan menunjukkan KTP.
Ia menyebut lokasi operasi pasar murah digelar di dua titik pada Sabtu (26/2), pertama di Halaman Kantor Bupati Dharmasraya mulai pukul 08.00-11.30 WIB, dan Kantor Wali Nagari Koto Baru, Kecamatan Koto Baru pukul 13.00-17.00 WIB.
Pemerintah menyampaikan hal itu dilakukan Pemkab untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan minyak goreng di tengah kenaikan harga dan kelangkaan yang terjadi, kata dia.
"Meskipun pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) namun itu belum seluruhnya dapat diberlakukan para pengecer dengan berbagai pertimbangan. Maka, sebagai salah satu solusi yakni melalui operasi pasar murah ini," sebut dia.
Ia menjelaskan, berdasarkan informasi di lapangan kendala yang hadapi pengecer sehingga masih menjual minyak goreng di atas HET karena distribusi dari suplayer yang terbatas.
"Jadi distribusi minyak goreng agak terhambat, belum lagi stok yang ada saat dibeli dengan harga tinggi masih tersedia. Jadi, ini beberapa kendala sehingga pengencer belum menerapkan HET. Tapi, juga sudah ada pengecer yang menerapkan sesuai HET. Namun kita akan tetap melakukan pemantauan ke depannya," tambah dia.
Terpisah, Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi menggelar sidak di Pasar Raya Padang dan menemukan harga jual minyak goreng di atas ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
"Berdasarkan perhitungan Kementerian Perdagangan, ketersediaan minyak goreng di Padang melimpah karena dari 14-23 Februari terdapat lima juta liter minyak yang masuk sedangkan kebutuhan hanya 2,2 juta liter artinya ada surplus tiga juta liter," kata dia.
Akan tetapi ia menemukan kondisi yang berbeda di Pasar Raya Padang karena minyak masih dijual di atas harga yang telah ditetapkan dan hal ini dipicu oleh faktor distribusi minyak goreng tersebut.