Dinas Pertanian Padang targetkan produksi padi 61.810 ton pada 2022

id Padang,Pertanian,Sumbar

Dinas Pertanian Padang targetkan produksi padi 61.810 ton pada 2022

Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syahrial Kamat (ANTARA/ Mario Sofia Nasution)

Padang (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Padang Sumatera Barat menargetkan produksi padi di kota tersebut sebanyak 61.810 ton pada tahun 2022.

Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syahrial Kamat di Padang, Senin mengatakan target itu diberikan Pemprov Sumbar untuk dicapai di akhir tahun ini.

"Target memang lebih tinggi dari produksi tahun 2021 namun itu membuat kita lebih bersemangat untuk mencapainya," kata dia.

Menurut dia dalam mewujudkan target itu pihaknya akan mendorong penyuluh di lapangan untuk membantu petani meningkatkan produksi padi.

Hal ini tentu sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Padang tentu kebutuhan pangan meningkat sehingga produksi padi juga harus banyak.

"Upaya yang kita lakukan tentu menaikkan indeks pertanaman dari panen sekitar 2,4 menjadi tiga kali dalam satu tahun," kata dia.

Selain itu mengajak petani menggunakan benih bermutu yang memiliki kemampuan produksi lebih tinggi. Melakukan upaya pengentasan hama serta perbaikan sistem pengairan.

Apalagi di tahun ini ada pokok-pokok pikiran dari anggota anggota DPR RI, DPRD Sumatera Barat dan anggota DPRD Padang yang dititipkan di Dinas Pertanian Padang khusus membantu kelompok tani yang ada di kota tersebut.

Menurut dia pokok pikiran itu bisa berupa bantuan alat pertanian seperti mesin bajak, mesin pemotong padi, penyemprot, benih, dan lainnya.

"Alhamdulillah perhatian begitu besar untuk pertanian, perkebunan dan peternakan di Kota Padang cukup besar dan ini membuat kita semangat untuk meningkatkan produksi padi," kata dia.

Sebelumnya Dinas Pertanian Kota Padang mencatat produksi padi pada 2020 sebanyak 48.620 ton sementara di 2021 berkurang menjadi 46.464 ton.

Menurunnya produksi padi di kota berpenduduk sekitar 900 ribu jiwa itu akibat serangan hama yang kerap terjadi. Selain itu persoalan cuaca yang membuat produksi padi terhambat serta penggunaan bibit yang kurang baik.