Ini alat pengering komoditas pertanian yang hasil berkualitas ekspor, karya warga Pariaman

id berita pariaman,berita sumbar,alat

Ini alat pengering komoditas pertanian yang hasil berkualitas ekspor, karya warga Pariaman

Warga Desa Ampalu, Kota Pariaman, Sumbar Syafri Hendri (44) yang menciptakan alat pengering sejumlah komoditas pertanian selesai mengikuti penilaian pada  ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Nasional XXII melalui daring di Pariaman, Kamis. (Antarasumbar/Aadiaat M. S. )

Alat ini saya diberi nama Loneang,
Pariaman (ANTARA) - Warga Desa Ampalu, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Syafri Hendri (44) menciptakan alat pengering untuk sejumlah komoditas pertanian yang hasilnya berkualitas ekspor.

"Alat ini saya diberi nama Loneang," kata Syafri usai mempresentasikan alatnya tersebut kepada tim juri pada lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Nasional XXII yang digelar oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui daring di Pariaman, Kamis.

Ia mengatakan alat tersebut diciptakan karena melihat keluarga dan tetangganya yang menjemur hasil pertanian dengan cara tradisional yaitu menjemurnya di hamparan tanah yang hal itu bergantung pada kondisi cuaca.

Berdasarkan hal itu, lanjutnya dirinya membuat alat berbentuk balok dengan bagian atas dimiringkan serta dipasang alat penyedot udara sedangkan seluruh dindingnya menggunakan plastik bening.

Lalu bagian bawah menggunakan plat sebagai alas yang difungsikan nantinya untuk pemanas jika cuaca hujan atau malam hari yang pemanasannya menggunakan briket.

"Dengan alat ini dapat mempercepat proses pengeringan serta keringnya pun lebih baik," katanya.

Ia menyebutkan jika menggunakan alat tersebut proses pengeringan untuk kopra dapat dilakukan empat hari sedangkan dengan cara biasa tujuh hari.

Lalu untuk kadar air, lanjutnya jika mengeringkan kopra menggunakan alat tersebut bisa 5 persen sedangkan dengan cara biasa hanya 10 persen dan harga jual pun mahal dari Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp15 ribu per kilogram.

"Jadi dengan kadar 5 persen tersebut maka sudah standar ekspor," ujarnya.

Selain kopra, kata dia alat tersebut dapat digunakan pada kakao, pisang, kerupuk jengkol, emping melinjo, pinang, ikan asin, dan sejumlah komoditas lainnya.

Ia mengatakan untuk membuat alat tersebut sekitar Rp1,5 juta yang bagian termahal yaitu alat penyedot udara sedangkan sisanya dapat menggunakan barang bekas.

Ia menyampaikan telah banyak pihak datang kepadanya untuk meminta membuatkan alat tersebut dan dirinya dengan suka rela menunjukkan bahan yang digunakan dan cara membuatnya.

Sementara Wali Kota Pariaman, Genius Umar mengatakan pihaknya mendorong adanya TTG lainnya di daerah itu untuk mempermudah kerja dan meningkatkan kualitas produk.

"Mudah-mudahan dengan masuknya alat dari Syafri ini maka dapat memotivasi warga lainnya untuk membuat alat TTG," ujar dia.

Ia menyampaikan jika dibutuhkan pihaknya akan membantu memperbaiki desain dari alat tersebut sehingga lebih efektif dan mudah diproduksi.