Festival surau atok ijuak digelar di Nagari Sicincin
Sicicin (ANTARA) - Festival Surau Atok Ijuak digelar di Nagari Sincincin, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, dalam rangka mengeksplorasi dan memperkenalkan berbagai potensi kebudayaan di desa itu.
Penanggung jawab program penguatan ekosistem kebudayaan desa di kawasan warisan dunia dari Balai Pelestarian Kebudayaan WIlayah III Sumatera Barat, Efrianto mengatakan, festival budaya tersebut merupakan bagian dari 22 nagari yang difasilitsi Kementerian.
"Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek pada tahun 2024 menggelar program kegiatan penguatan ekosistem kebudayaan di desa-desa kawasan warisan dunia sebagai bentuk rencana aksi tindak lanjut penetapan situs-situs warisan budaya dunia," katanya di Sicincin, Selasa.
Efrianto menjelaskan, kegiatan itu dilakukan di lima kawasan warisan dunia, yaitu Kabupaten/Kota Kawasan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), Sumatera Barat, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah; Prambanan, Klaten, Jawa Tengah-DIY; Sangiran, Sragen-Karanganyar, Jawa Tengah; dan Subak, Bali.
Rangkaian kegiatan berbasis objek pemajuan kebudayaan mulai dari tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, hingga olahraga tradisional.
Daya Desa Sicincin. Ezha Rahmadani mengatakan festival budaya surau atok ijuak mengangkat tema sosial media dan budaya, yang merupakan kerja kolaboratif antara elemen masyarakat Desa Sicincin, khususnya pelaku seni dan generasi milenial.
"Festival ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memperkenalkan berbagai potensi kebudayaan di desa Sicincin, dengan fokus pada keunikan Surau Atok Ijuak yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi," jelasnya.
Surau Atok Ijuak, yang dikenal dengan struktur bangunannya yang terbuat dari kayu pilihan dan atap ijuk murni tanpa menggunakan paku, menjadi objek utama dalam berbagai kegiatan festival.
Salah satu kegiatan unggulan adalah Lomba Vlog Surau Atok Ijuak, yang melibatkan para influencer dan pengguna media sosial untuk membuat video kreatif yang memperkenalkan cagar budaya tersebut, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya lokal.
Selain itu, terdapat Lomba Pasambahan dan Lomba Merangkai Siriah Carano, yang diikuti oleh ibu-ibu PKK dan generasi muda, untuk melestarikan tradisi menyambut tamu kehormatan dengan siriah carano sebagai simbol kearifan dan hubungan sosial yang baik.
Dengan adanya festival ini, diharapkan kebudayaan lokal seperti Surau Atok Ijuak, Pasambahan, dan Siriah Carano dapat terus dilestarikan dan dikenal oleh generasi muda serta masyarakat luas.
Penanggung jawab program penguatan ekosistem kebudayaan desa di kawasan warisan dunia dari Balai Pelestarian Kebudayaan WIlayah III Sumatera Barat, Efrianto mengatakan, festival budaya tersebut merupakan bagian dari 22 nagari yang difasilitsi Kementerian.
"Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek pada tahun 2024 menggelar program kegiatan penguatan ekosistem kebudayaan di desa-desa kawasan warisan dunia sebagai bentuk rencana aksi tindak lanjut penetapan situs-situs warisan budaya dunia," katanya di Sicincin, Selasa.
Efrianto menjelaskan, kegiatan itu dilakukan di lima kawasan warisan dunia, yaitu Kabupaten/Kota Kawasan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), Sumatera Barat, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah; Prambanan, Klaten, Jawa Tengah-DIY; Sangiran, Sragen-Karanganyar, Jawa Tengah; dan Subak, Bali.
Rangkaian kegiatan berbasis objek pemajuan kebudayaan mulai dari tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, hingga olahraga tradisional.
Daya Desa Sicincin. Ezha Rahmadani mengatakan festival budaya surau atok ijuak mengangkat tema sosial media dan budaya, yang merupakan kerja kolaboratif antara elemen masyarakat Desa Sicincin, khususnya pelaku seni dan generasi milenial.
"Festival ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memperkenalkan berbagai potensi kebudayaan di desa Sicincin, dengan fokus pada keunikan Surau Atok Ijuak yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi," jelasnya.
Surau Atok Ijuak, yang dikenal dengan struktur bangunannya yang terbuat dari kayu pilihan dan atap ijuk murni tanpa menggunakan paku, menjadi objek utama dalam berbagai kegiatan festival.
Salah satu kegiatan unggulan adalah Lomba Vlog Surau Atok Ijuak, yang melibatkan para influencer dan pengguna media sosial untuk membuat video kreatif yang memperkenalkan cagar budaya tersebut, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya lokal.
Selain itu, terdapat Lomba Pasambahan dan Lomba Merangkai Siriah Carano, yang diikuti oleh ibu-ibu PKK dan generasi muda, untuk melestarikan tradisi menyambut tamu kehormatan dengan siriah carano sebagai simbol kearifan dan hubungan sosial yang baik.
Dengan adanya festival ini, diharapkan kebudayaan lokal seperti Surau Atok Ijuak, Pasambahan, dan Siriah Carano dapat terus dilestarikan dan dikenal oleh generasi muda serta masyarakat luas.