Peran Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku Seksual Menyimpang Pada Anak

id BERITA SUMBAR,BERITA PADANG

Peran Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku Seksual Menyimpang Pada Anak

Ilustrasi orang tua berbagi peran mengasuh anak dan bekerja dari rumah. (Pexels)

Padang (ANTARA) - Keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan yang terjadi pada setiap anggota keluarga. Tidak bisa kita pungkiri bahwa komunikasi dalam keluarga menjadi kunci utama bagaimana sebuah keluarga bisa dikatakan harmonis atau tidak.

Banyak keluarga yang dari luar terlihat biasa-biasa saja, namun pada kenyataannya keluarga tersebut sebenarnya tidak dalam keadaan baik. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah arus komunikasi yang terputus antar sesama anggota keluarga. Faktor lainnya seperti kurangnya kontrol dari pemilik kekuasaan dalam keluarga tersebut yaitu orang tua.

Berdasarkan data dari www.kemenkopmk.go.id dengan kondisi keluarga yang dalam keadaan tidak baik, banyak dampak negatif yang dihasilkan. Salah satu dampak negatifnya adalah perilaku seksual menyimpang pada anak.

Di Indonesia, perilaku seksual menyimpang pada anak sudah banyak terjadi. Menurut survei dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes di tahun 2013, sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Sementara itu, data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017, menunjukkan sebanyak 2% remaja perempuan dalam rentang usia 15-24 tahun dan 8% remaja pria sudah melakukan hubungan seks di luar nikah, dan 11% diantaranya mengalami kehamilan. Meskipun data tersebut didapat dalam beberapa tahun terakhir, namun fakta yang ada saat ini membuktikan bahwa perilaku seksual menyimpang pada anak sudah sangat mengkhawatirkan. Kenapa hal ini bisa terjadi? kita akan coba mengulasnya dengan beberapa alasan.

Alasan pertama adalah kurangnya kontrol dan pengawasan dari keluarga, terutama orang tua kepada anak. Kontrol dalam keluarga sangat diperlukan dalam kasus seperti ini. Jika keluarga tidak memberikan kontrol dan pengawasan yang baik terhadap anak, tentu kasus-kasus seperti ini akan semakin banyak terjadi.

Beberapa contoh misalnya, memberikan informasi seputar sex education kepada anak masih dianggap tabu oleh sebagian besar orangtua di Indonesia. Padahal sex education sendiri bisa berperan sebagai alat kontrol bagi anak agar terhindar dari perilaku seksual menyimpang.

Cara lain yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengontrol dan mengawasi anaknya adalah dengan berani mengambil sikap terhadap anaknya. Terkadang saat anak sudah mulai mencoba untuk melakukan perbuatan ke arah seksual seperti berpacaran, berpegangan tangan, bahkan berciuman, sebagian orang tua cenderung mengabaikan anaknya dengan menganggap hal itu sudah biasa. Ini tentunya akan berdampak buruk bagi perkembangan perilaku seksual anak.

Alasan kedua adalah lingkungan sekitar dari anak. Lingkungan bisa menjadi salah satu penyebab di mana anak bisa memiliki perilaku seksual menyimpang. Sebagai contoh, anak yang sering bergaul dengan lingkungan yang tidak sehat seperti hidup di lingkungan prostitusi, maka besar kemungkinan anak tersebut juga akan memiliki perilaku seksual yang menyimpang.

Dalam faktor lingkungan ini, lagi-lagi keluarga maupun orang tua memiliki peran yang sangat besar. Orang tua seharusnya juga tau, di lingkungan mana anaknya berkembang. Alasan orang tua harus mengetahui di mana lingkungan anaknya berkembang adalah agar orang tua bisa mengawasi apa saja yang terjadi pada anaknya.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan terkait dengan faktor lingkungan ini bisa dilakukan dengan menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak. Ketika anak mendapatkan rasa nyaman di dalam keluarganya, tentu ini akan dapat menjauhkan anak dari lingkungan yang tidak baik.

Alasan ketiga adalah pengaruh dari media, di zaman sekarang perkembangan teknologi dan media sudah sangat pesat, sehingga membuat siapa saja dapat mengakses apa saja dengan bebas.

Menurut data dari www.kemenkopmk.go.id di Indonesia sendiri, anak-anak usia belasan tahun sudah sangat mahir dalam menggunakan teknologi terutama media sosial, bahkan mereka menggunakan media sosial melebihi kemampuan orang tuanya.

Kebanyakan anak-anak menggunakan media sosial tanpa adanya pengawasan dari orang tua, sehingga kasus seperti perilaku seksual menyimpang sangat mudah menyerang anak-anak. Selain itu, adanya perkembangan media dan teknologi, membuat situs-situs video porno dapat diakses dengan mudah oleh anak. Hal ini tentunya menjadi perhatian utama bagi seluruh orang tua dalam menjaga perkembangan perilaku seksual anaknya.

Untuk mengatasi bagaimana pengaruh media dan teknologi terhadap perilaku seksual menyimpang pada anak dapat dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya adalah orang tua dan anak harus memiliki kemampuan bijak bermedia sosial. Selain itu, orang tua juga harus memberikan pemahaman kepada anak tentang penggunaan media dan teknologi, apa saja dampak positif dan negatif dari penggunaan media dan teknologi.

Sebagai contoh, orang tua harus bisa mengontrol penggunaan media sosial pada anak, ini bisa dilakukan dengan membatasi penggunaan media sosial pada anak. Jangan pernah membiarkan anak-anak terlalu menikmati media sosial, karena dikhawatir kan anak-anak bisa dengan mudah terserang perilaku seksual menyimpang yang disebarkan melalui media sosial.

Berdasarkan data tersebut, sangat banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak-anak mengalami perilaku seksual menyimpang. Mulai dari komunikasi didalam keluarga itu sendiri, faktor lingkungan dari anak, hingga pengaruh media dan teknologi.

Apapun faktor yang menyebabkan anak memiliki perilaku seksual menyimpang, keluarga sebagai orang-orang terdekat tetap memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan benteng terakhir dari anak-anak sebelum mereka terserang orang perilaku menyimpang tersebut.

Oleh sebab itu, keluarga memang perlu melakukan kontrol dan pengawasan yang ketat terhadap perkembangan anak ditengah kasus penyimpangan perilaku seksual yang sedang marak terjadi.

*Penulis merupakan Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas