Pembacokan di Pariaman dipicu korban hina tersangka di depan istri

id berita pariaman,berita sumbar,bacok

Pembacokan di Pariaman dipicu korban hina tersangka di depan istri

Tersangka pembacokan di Desa Air Santok, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumatera Barat BR (52) memperagakan pembacokan yang dilakukannya terhadap korban pada saat rekonstruksi yang digelar kepolisian setempat. (Antarasumbar/Aadiaat M. S. )

Sejumlah barang bukti sudah disita, dan sekarang kami laksanakan rekonstruksinya,
Pariaman (ANTARA) - Kepala Satuan Reskrim Kepolisian Resor Kota Pariaman, Sumatera Barat, AKP Elvis Susilo mengatakan salah satu penyebab terjadinya pembacokan di daerah itu pada Selasa (25/5) dipicu karena korban menghina tersangka di depan istrinya.

"Tersangka terasa terhina karena korban mengucapkan kata-kata kasar di depan istrinya (tersangka)," kata AKP Elvis Susilo saat rekonstruksi kasus pembacokan hingga korban tewas di Pariaman, Kamis.

Ia mengatakan permasalahan antara tersangka dengan korban sudah berlangsung lama namun puncaknya pada saat korban mendatangi kedai tersangka dan mengucapkan kata kasar di depan istrinya.

Karena emosi, lanjutnya tersangka langsung mengambil parang yang berada di balik pintu kedainya dan membacok korban hingga tewas.

"Sejumlah barang bukti sudah disita, dan sekarang kami laksanakan rekonstruksinya," ujarnya.

Ia menyebutkan setidaknya ada 15 adegan yang diperagakan guna mengungkap kasus tersebut dan belum ditemukan perbedaan keterangan dari tersangka dengan kejadian di lapangan.

"Unsur perencanaan tidak ada, peristiwa itu terjadi karena emosi sesaat saja," katanya.

Pasal yang diterapkan pada tersangka yaitu 338 KUHP dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Sebelumnya pelaku pembacokan di Desa Air Santok, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumatera Barat BR (52) mengungkapkan awal mula perselisihannya dengan korban yaitu Herman (61) sehingga terjadi perkelahian pada Selasa (25/5) dan menimbulkan korban jiwa.

"Awal peristiwanya terjadi sekitar dua tahun lalu di sebuah kedai. Saat itu ada anak-anak di bawah umur sedang diajarkan oleh dia (korban) main 'koa' (ceki), saya tegur dia untuk tidak mengajarkan anak-anak," kata BR.

Namun, lanjutnya korban memintanya untuk tidak ikut campur. Tapi karena pelaku tidak ingin anak-anak tersebut nantinya berjudi maka ia mengusir anak-anak itu sehingga membuat korban marah.

Setelah beberapa hari, kata dia pelaku pembacokan dan korban bertemu di suatu lokasi yang pada saat itu korban membenturkan bahunya ke bahu pelaku.

"Saat itu saya diam saja, orang-orang di sana pun minta saya sabar. Lalu sekitar dua minggu kemudian kami bertemu lagi, dia pun juga melakukan hal yang sama dan bahkan mengajak saya berantem, tapi tidak saya layani," katanya.

Lalu pelaku pun melaporkan ajakan berantem tersebut kepada kepala desa dan Bhabinkamtibmas setempat namun mereka minta dirinya untuk sabar dan tidak memulai untuk memukul.

"Malam sebelum kejadian, saat dia sengaja melempar anak korek api kepada saya," katanya.

Lalu Selasa (25/5) sekitar pukul 08.00 WIB ketika pelaku sedang membuka warung di rumahnya, korban lewat dengan membawa sepeda motor dan membonceng istrinya. Pada saat itu korban menyoraki pelaku dengan kata kasar, ujar dia.

"Saat itu saya masih tenang, rupanya setelah setengah jam lebih dia balik lagi dan mengucap kata kasar namun saya masih diam. Setelah tiga kali mengucapkan kata kasar dan mengajak saya berantem, lalu saya tanya keseriusannya untuk berkelahi. Karena dia menjawab iya dan saya sudah gelap mata, saya ambil parang yang sebelumnya sudah tersimpan di kedai, saya pun langsung menyerangnya," kata dia.