Upaya pemutus mata rantai COVID-19, lebih 50 persen guru di Limapuluh Kota sudah divaksin

id berita limapuluh kota,berita sumbar,vaksin

Upaya pemutus mata rantai COVID-19, lebih 50 persen guru di Limapuluh Kota sudah divaksin

Kepala Dinas Pendidikan Limapuluh Kota, Indrawati didampingi Kabid SD dan SMP Arizal saat memantau proses vaksinasi di Puskesmas Pembantu Kuranji Kenagarian Guguak VIII Koto, Selasa (8/6). (Antarasumbar/Akmal Saputra)

Hingga saat ini secara keseluruhan sudah lebih dari 50 persen guru yang telah di vaksin,
Sarilamak (ANTARA) - Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan persiapan masuknya tahun ajaran baru, sudah lebih dari 50 persen guru di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat sudah di vaksin.

"Hingga saat ini secara keseluruhan sudah lebih dari 50 persen guru yang telah di vaksin, angka ini terus bergerak," kata Kepala Dinas Pendidikan Limapuluh Kota, Indrawati di Sarilamak, Selasa.

Hal tersebut disampaikannya saat pelaksanaan vaksinasi untuk guru se-Kecamatan Guguak di Puskesmas Pembantu Kuranji Kenagarian Guguak VIII Koto.

Ia mengatakan saat ini antusias guru untuk divaksin jauh meningkat dari beberapa waktu sebelumnya karena sudah banyak guru yang ingin sekolah kembali dilaksanakan secara tatap muka.

"Melihat antusias dari guru ini kami yakin pelaksanaan vaksinasi di kalangan guru dan tenaga kependidikan bisa meningkat," ujarnya didampingi Kabid SD dan SMP Arizal.

Sesuai dengan SKB 4 Menteri bahwa untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka setiap guru harus divaksin, sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka dapat berjalan dengan aman dan sehat.

"Kami optimis hingga pelaksanaan tahun ajaran baru pada 16 Juli 2021 guru-guru yang telah di vaksin mencapai 90 persen dan sisanya mungkin yang tidak dapat di vaksin karena alasan tertentu," kata dia.

Di kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Danguang-Danguang, Dr. Silvia Rosja mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi atas inisiasi dari Kepala Dinas Pendidikan dalam memotivasi guru-guru untuk mau divaksin.

"Vaksinasi untuk guru ini sudah kita mulai dari setelah lebaran ada yang setiap nagari, ada yang di puskesmas. Namun sebelumnya memang ada kekecewaan karena capaiannya masih kurang dari target," ujarnya.

Ia mengatakan dengan dilaksanakannya vaksinasi saat ini setidaknya akan membuat target yang telah ditentukan bisa hampir tercapai.

"Memang ada beberapa guru yang tidak bisa divaksin setelah dilakukan tes kesehatan saat proses vaksinasi, ada karena sakit jantung dan lainnya," katanya.