Realisasi menciptakan keindahan dan menghindari banjir melalui program Kotaku di Pariaman sudah tercapai sebesar ini

id berita pariaman,berita sumbar,kotaku

Realisasi menciptakan keindahan dan menghindari banjir melalui program Kotaku di Pariaman sudah tercapai sebesar ini

Wakil Wali Kota Pariaman, Sumbar Mardison Mahyuddin (tengah) meninjau lokasi pelaksanaan padat karya Kotaku di Desa Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah, Jumat. (Antarasumbar/HO)

Ini perlu diawasi oleh pemerintah desa jangan sampai sampah dibuang ke drainase,
Pariaman (ANTARA) - Realisasi program padat karya atau cash for work (CFW) Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kota Pariaman, Sumatera Barat sudah mencapai 50 persen dari Rp2,7 miliar dana yang dikucurkan pemerintah pusat untuk sembilan desa di daerah itu.

"Alhamdulillah pelaksanaannya telah 50 persen atau hampir 60 persen dan ini tentu berdampak baik untuk penataan kota serta membantu ekonomi warga di Pariaman," kata Wakil Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin saat meninjau lokasi pelaksanaan padat karya Kotaku di Desa Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah, Jumat.

Ia menyebutkan salah satu sasaran dalam program tersebut yaitu membangun drainase yang manfaatnya tidak saja mempercantik kota namun juga mengatasi banjir.

Oleh karena itu, lanjutnya pihaknya meminta warga setempat menjaga infrastruktur yang dibangun tersebut sehingga berfungsi dengan baik serta tahan lama.

"Ini perlu diawasi oleh pemerintah desa jangan sampai sampah dibuang ke drainase," katanya.

Ia mengatakan dengan Pariaman mendapatkan program tersebut maka dapat membantu warga setempat yang saat ini ekonominya terdampak pandemi COVID-19.

"Padat karya juga menambah jiwa gotong royong warga yang sifat ini sebenarnya sudah dimiliki orang Minang sejak dulu kala," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut ia menyampaikan pihaknya juga akan memperbaiki drainase lainnya di daerah itu guna menciptakan keindahan kota dan menghindari banjir.

Sementara Kepala Desa Rawang Sukri Heriadi Can mengatakan pihaknya bersyukur daerahnya mendapatkan program tersebut karena tidak saja dapat menata lingkungan di desa namun juga membantu ekonomi warga.

"Ada sekitar 100 warga yang ikut bekerja pada program ini di Desa Rawang dengan gajinya Rp97 ribu perhari untuk kuli dan tukang Rp119 ribu perhari," kata dia.

Ia menyampaikan melihat dampak positif adanya program tersebut untuk perekonomian warga maka pihaknya berencana juga akan membangun drainase yang sistem pengerjaannya juga padat karya dengan dana sekitar Rp250 juta.

Pelaksanaan padat karya dari desa tersebut, lanjutnya direncanakan setelah program padat karya Kotaku selesai.

Ia mengatakan meskipun pihaknya sudah mendapatkan program Kotaku serta dana untuk pembenahan desa, namun menurutnya masih banyak lokasi lainnya yang memerlukan penataan yang dananya besar sehingga dibutuhkan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah.

Sebelumnya sembilan desa di Kota Pariaman, Sumatera Barat mendapatkan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dengan sistem pengerjaan padat karya yaitu upah untuk kerja atau cash for work guna membantu ekonomi warga yang terdampak COVID-19.

"Masing-masing desa mendapatkan alokasi dana sebesar Rp300 juta," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar.

Pihaknya mengatakan 60 persen dari dana tersebut digunakan untuk upah warga yang bekerja dalam program itu.