Pemkot ingatkan : Sarang burung walet jangan dibuat di permukiman penduduk

id berita padang,berita sumbar,walet

Pemkot ingatkan : Sarang burung walet jangan dibuat  di permukiman penduduk

Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat. (Antarasumbar/Ikhwan Wahyudi)

Hal ini kerap meresahkan warga sekitar dan banyak yang komplain,
Padang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Pertanian Kota Padang mengingatkan warga agar tidak membuat dan membudidayakan sarang burung walet di permukiman penduduk karena dapat menimbulkan keresahan bagi warga sekitar.

"Sarang burung walet mesti berada di bangunan yang terpisah dan jauh dari warga karena burung walet butuh tempat atau bangunan yang tenang tanpa ada kebisingan," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat di Padang, Rabu.

Menurutnya jika banyak suara-suara atau bising, walet biasanya tidak mau singgah ke bangunan tersebut, dan sebaliknya suasana tenang akan membuat walet berkembang biak dengan baik.

Ia mengakui saat ini banyak pengusaha walet yang memanfaatkan gedung rumah sendiri sebagai sarang walet karena lahan terbatas akhirnya memanfaatkan lantai dua atau tiga bangunan sebagai sarangnya.

“Hal ini kerap meresahkan warga sekitar dan banyak yang komplain,” kata dia.

Pada sisi lain, Dinas Pertanian Kota Padang akan mendata kembali pengusaha walet yang ada di Kota Padang.

Setelah mendata, Dinas Pertanian melihat kembali potensi walet yang merupakan produk ekspor serta melihat permasalahan yang terjadi.

“Selain itu kita akan sosialisasikan ke masyarakat bagaimana teknik lokasi walet yang ideal,” katanya.

Usaha burung walet menjadi primadona dan ditemukan banyak pengusaha walet membuat sarang di bangunan rumahnya yang berada di permukiman warga.

Sebelumnya berdasarkan data yang dihimpun Balai Karantina Pertanian Padang selaku lembaga yang melakukan sertifikasi nilai penjualan sarang burung walet asal Sumatera Barat mencapai Rp300 miliar sepanjang 2020.

"Berdasarkan data Iqfast sepanjang 2020 tercatat 23,6 ton sarang burung walet senilai Rp300 miliar asal Sumbar telah dijual di pasar domestik ," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto.

Menurut dia saat ini Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor terbesar sarang burung walet di dunia.

"Tingginya permintaan pasar menuntut Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas. Hal ini selaras dengan program Gerakan Tiga Kali Ekspor yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian," ujarnya.

Ia menilai dari data yang ada menunjukkan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi ekspor sarang burung walet yang luar biasa.

"Target kita adalah menggandeng para pelaku usaha walet lokal tembus pasar internasional. Kita juga mendorong Sumatera Barat memiliki tempat pemprosesan sarang burung walet sendiri untuk mendukung program akselerasi ekspor Kementerian Pertanian," kata dia.

Ia menyampaikan pihaknya rutin melakukan sosialisasi aturan terkait persyaratan ekspor sarang burung walet dalam tiga tahun terakhir.

"Koordinasi dengan instansi terkait senantiasa ditingkatkan. Hal ini diharapkan dapat mendorong pelaku usaha walet untuk siap bersaing di kancah internasional," ujarnya.