Upaya sekolah berasrama kurangi jenuh murid karena tak bisa pulang satu semester

id sman 2 harau,covid-19

Upaya sekolah berasrama kurangi jenuh murid karena tak bisa pulang satu semester

Kacabdin Pendidikan Wilayah IV Sumbar Asricun saat meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka di SMA 2 Harau Boarding School beberapa hari lalu. (Antara/Akmal Saputra)

​​​​​​​Sarilamak (ANTARA) - SMA Negeri 2 Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat yang merupakan sekolah berasrama atau biasa dikenal boarding school melakukan beberapa kegiatan agar siswanya tidak jenuh karena tidak dapat pulang selama satu semester.

Kepala SMA Negeri 2 Harau Lely Hanafiah di Sarilamak, Senin mengatakan tidak dibolehkannya siswa untuk pulang selama satu semester merupakan upaya dari pihak sekolah mengantisipasi penyebaran COVID-19.

"Meski kami tidak membolehkan siswa pulang, tapi kami menyediakan tempat untuk kunjungan dari orang tua. Meskipun tetap tidak dibolehkan untuk kontak secara langsung, karena ada seperti pembatas yang kami buat untuk tempat kunjungan," katanya.

Sedangkan sebelum anak datang ke sekolah saat awal semester kemaren, pihak sekolah telah meminta kepada orang tua agar seluruh siswa melakukan isolasi mandiri sebelum diantar ke sekolah.

"Bahkan, orang tua atau pihak keluarga harus mengantarkan langsung anak dengan kendaraan pribadi baik mobil atau motor. Sehingga selama perjalanan tidak ada kontak lagi dengan orang lain," ujarnya.

Ia mengatakan untuk mengurangi jenuh siswa karena tidak dibolehkan pulang atau keluar dari sekolah, pihak sekolah melakukan beberapa kegiatan seperti mengajak anak berkeliling di sekitar sekolah.

"Beruntungnya, sekolah kami kan berada di sekitar lokasi wisata. Jadi satu hari dalam sebulan itu anak diajak berkeliling di tempat wisata. Itupun hanya dilakukan pagi, agar siswa juga tidak kontak dengan pengunjung wisata," katanya.

Menurutnya, dengan lokasi yang memang terbilang tidak besar, kejenuhan siswa tentu saja akan meningkat. Sehingga memang diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi itu.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas (Kacabdin)Pendidikan Wilayah IV Sumbar Asricun mengatakan seluruh sekolah berasrama memang telah diatur protokol kesehatan COVID-19 bahkan saat baru mulai masuk atau datang ke sekolah.

"Kedatangan siswa ke sekolah diatur waktunya dan harus dilakukan secara bertahap. Anak juga diminta untuk di tes sebelum masuk. Hal ini merupakan upaya meminimalisir penyebaran COVID-19 di sekolah," ujarnya.

Ia mengatakan di wilayah kerjanya terdapat enam sekolah yang merupakan sekolah berasrama, yakni tiga sekolah di Kabupaten Limapuluh Kota, satu sekolah di Kota Payakumbuh dan dua sekolah di Kabupaten Tanah Datar.