Padang (ANTARA) - Juru Bicara Satgas COVID-19 Sumatera Barat Jasman Rizal berpendapat terjadinya pro dan kontra seputar vaksin COVID-19 akibat selama ini masyarakat terlalu banyak membaca media sosial.
"Sebenarnya vaksin atau imunisasi itu hal biasa dan sudah ada sejak lama, namun karena penerimaan masyarakat terhadap berita dan menyaring informasi tidak sama akhirnya terjadi gonjang ganjing," kata dia di Padang, Minggu.
Menurutnya jangankan masyarakat biasa pejabat dan orang pintar pun banyak yang bertanya soal vaksin ini.
Ia menilai pro dan kontra soal vaksin tak terlepas dari persoalan global dan beragamnya sumber informasi sehingga terjadi bias.
"Saya melihatnya siapa penyampai informasi dan siapa penerimanya," katanya yang juga menjabat Kepala Dinas Kominfo Sumbar.
Oleh sebab itu untuk meyakinkan publik maka yang pertama kali divaksin adalah kepala daerah dan jajaran memastikan bahwa vaksin ini aman.
Jasman merasa selama ini sosialisasi yang dilakukan soal vaksin sudah cukup namun tetap terjadinya disinformasi soal vaksin .
"Ada yang mengatakan setelah vaksin akan lumpuh bahkan ada yang bilang berbulu badannya atau alat vital membesar, di sini diminta kecerdasan masyarakat memilah informasi yang ada," ujarnya.
Terkait terjadinya disinformasi ia tidak menyalahkan masyarakat karena latar belakang dan pemahaman yang berbeda-beda, namun ia mengajak semua pihak mengedepankan logika dan rasionalitas dalam menyikapi vaksin.
"Vaksin ini adalah persoalan sederhana, manusia sejak bayi sudah divaksin tapi tidak ada yang ribut, jadi kalau menerima informasi apapun ditelaah dulu," ujarnya.
Jasman sebagai salah satu orang yang pertama divaksin di Sumbar mengakui saat pertama kali akan disuntik sempat mengalami tekanan darah tinggi namun setelah beberapa hari tidak ada masalah.
"Yakinlah pemerintah tidak akan mungkin mencelakakan masyarakat, kalau soal status halal MUI sudah menyatakan halal dan saya ikut ulama," kata dia.
Pada sisi lain ia melihat saat ini yang terjadi informasi hoaks seputar vaksin menekan informasi yang benar akibat terlalu beragamnya saluran sementara berita benar yang ada di media arus utama sedikit dan tidak sebanding dengan media sosial.
Berita Terkait
Tingkat pengangguran di Kota Solok alami penurunan usai COVID-19
Kamis, 7 Maret 2024 20:16 Wib
Gubernur Sumbar ajak IMA Padang ikut promosikan potensi daerah
Sabtu, 24 Februari 2024 19:43 Wib
BPS ungkap perubahan pola konsumsi masyarakat Sumbar saat COVID-19
Rabu, 24 Januari 2024 15:32 Wib
Pembatasan vaksin COVID-19 gratis
Kamis, 4 Januari 2024 12:23 Wib
Pj Gubernur imbau warga pakai masker cegah penularan COVID-19 di libur Natal
Minggu, 24 Desember 2023 18:52 Wib
Imbauan antisipasi penyebaran COVID-19
Senin, 18 Desember 2023 15:55 Wib
BI: Ekonomi Sumbar tetap tumbuh pascapandemi COVID-19
Kamis, 30 November 2023 13:05 Wib
Menkes: Wabah pneumonia di China bukan virus baru seperti COVID-19
Rabu, 29 November 2023 14:03 Wib