Padang (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang memfokuskan program 2021 pada kaum disabilitas karena jumlah penyandang disabilitas yang ada di Kota Padang sangat banyak.
"Selama ini kami juga sudah bantu disabilitas tapi karena jumlahnya luar biasa banyak ada 3.124 orang di Kota Padang," kata Kepala Dinas Sosial Kota Padang Afriadi, di Padang, Selasa.
Ia mengatakan tahun ini akan memprioritaskan membantu disabilitas dalam bentuk bantuan kursi roda, alat dengar, kaki dan tangan palsu.
Selain itu, lanjutnya pemerintah juga telah meluncurkan kawasan ramah disabilitas yang berada di dua lokasi yakni di Jalan Khatib Sulaiman dan di Pasar Raya tepatnya di Jalan Permindo.
"Dikatakan kawasan ramah disabilitas karena ada jalan untuk tunanetra, jalan untuk pengguna kursi roda, makanya kita beri julukan kawasan ramah disabilitas karena semua kebutuhan disabilitas ada disitu," ucapnya.
Sebelumnya pada bus Trans Padang juga telah dilengkapi fasilitas untuk disabilitas serta tangga untuk memasuki bus telah disesuaikan tingginya dengan trotoar.
Afriadi mengatakan saat ini baru ada dua kawasan ramah disabilitas dan pihaknya berencana akan menambah satu kawasan lagi yang berada di Jalan Gajah Mada, Gunung Pangilun, Kota Padang.
Kemudian, untuk mendukung program Dinsos dalam memprioritaskan disabilitas, pihaknya telah mengajukan proposal ke UNESCO terkait bantuan untuk disabilitas seperti kursi roda, tangan palsu, kaki palsu dan, alat dengar dan lainnya.
"Kemarin ini kami ikut seminar internasional, kebetulan Wakil Walikota Padang di daulat jadi narasumber dan kami juga mengajukan propsal ke UNESCO tentang bantuan untuk disabilitas. Alhamdulillah tanggapannya positif dan kami menunggu realisasinya," ujarnya.
Terkait jumlah penerima bantuan, Dinsos akan mencocokkan terlebih dahulu dengan bantuan yang diterima setelah itu baru dipilih mana yang harus diprioritaskan.
Tahun lalu, melalui anggaran Dana Insentif Daerah, Dinsos juga telah membantu disabilitas dengan memprioritaskan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) berupa alat-alat usaha, bantuan modal, kemudian diarahkan untuk keterampilan.
"Untuk tahun ini kita masih memberi pelatihan seperti menjahit, bengkel dan yang jelas sesuai minat atau hobinya karena orang difabel tidak bisa dipaksakan sehingga apa hobinya itu yang akan kita bantu salurkan," ucapnya.
Kedepan, ia berharap mudah-mudahan tidak hanya Dinsos yang memperhatikan disabilitas namun seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ikut memperhatikan dengan menyesuaikan anggaran dan kegiatan yang ada.
"Mari kita bantu dan bina disabilitas ini karena kemampuannya luar biasa bisa setara dengan kita cuma fisiknya yang tidak mampu tapi otaknya sangat pintar," harapnya.