IKU: Penghargaan ACF bagi Presiden Sebagai Dorongan
Jakarta, (Antara) - Institut Komunitas Universal (IKU) mengatakan keputusan "Appeal of Conscience Foundation" (ACF) memberikan penghargaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu disikapi sebagai dorongan untuk langkah-langkah ke depan dalam memperbaiki keadaan bangsa.
"IKU berpendapat bahwa penghargaan tersebut justru bisa menjadi pendorong keberanian untuk terus menegakkan Pancasila dalam Kebhinekatunggalikaan serta NKRI yang menjiwai makna Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei yang baru kita rayakan," kata Direktur Eksekutif IKU Alex Soesilo Wijoyo di Jakarta, Ahad.
Dalam pernyataannya yang diterima Antara, Alex mengatakan IKU mengucapkan selamat kepada Presiden RI dan bangsa Indonesia serta berdoa agar Indonesia selalu mendapatkan naungan dari Tuhan Yang Maha Esa.
"Kita ingat bagaimana Presiden Barack Obama diberikan Hadiah Nobel untuk Perdamaian dalam awal periode kepresidenannya, agar dia lebih terdorong dalam mengambil langkah-langkah dan komitmen bagi perdamaian dunia," katanya.
IKU yang berkedudukan di Jakarta hadir sudah cukup lama untuk memperjuangkan agar nilai-nilai universal yang mendasari agama-agama yang dipeluk oleh masyarakat Indonesia dijadikan landasan perilaku maupun kebijakan publik oleh para pejabat publik di Indonesia.
Menurut dia, IKU mengenal baik lembaga ACF di New York, yang akan memberikan World Stateman Award (WSA) kepada Presiden Yudhoyono pada 30 Mei nanti di New York.
Kendati tidak ada hubungan kelembagaan antara ACF dan IKU, katanya, IKU mengetahui persis bahwa ACF beranggotakan tokoh-tokoh terkemuka dunia dalam bidang keagamaan.
Di dalamnya terdapat banyak tokoh katolik antara lain Kardinal Theodore E. McCarrick (mantan Uskup Agung Washington), Pater Joseph O Hare, SJ (Wakil Presiden, mantan Presiden Jesuit Fordham University), Pater Daniel L. Flaherty, SJ. (America Magazine, majalah Romo-Romo Yesuit Amerika yang disegani pejabat-pejabat publik Amerika Serikat), Kardinal Christophe Schnborn (Uskup Agung Wina, yang pernah diunggulkan untuk menjadi Paus) dan pernah berkunjung ke Indonesia dalam rangka Dialog antar umat beragama.
"Tidak bisa dibayangkan bahwa tokoh-tokoh sekaliber mereka itu akan mengambil keputusan yang gegabah, tanpa melakukan kajian yang cermat dan teliti atas calon penerima penghargaan," katanya.
Alex mengatakan IKU yakin bahwa dalam memutuskan pemberian penghargaan tersebut kepada negarawan-negarawan sebelum Presiden RI, ACF telah melalui proses seleksi dan pertimbangan yang matang menyangkut segala argumentasi, pro dan kontranya. (*/wij)