Pengelola Batik Loempo raih penghargaan Upakarti 2020

id berita padang,berita sumbar,batik

Pengelola Batik Loempo raih penghargaan Upakarti 2020

Novia Hertini memamerkan salah satu produk batik Loempo di salah satu tempat. (antarasumbar/Istimewa)

Pada verifikasi lapangan dilakukan pengecekan kebenaran sehingga tersaring setengah lagi yang memang secara di lapangan memang begitu adanya dan tidak dibuat-buat,
Padang (ANTARA) - Pengelola Batik Loempo asal Pesisir Selatan berhasil meraih penghargaan Upakarti 2020 untuk kategori jasa pengabdian yang merupakan penghargaan tertinggi dari Presiden Republik Indonesia (RI).

"Alhamdulillah surat penetapan dari Menteri Perindustrian RI sudah keluar dan memutuskan saya sebagai penerima penghargaan Upakarti 2020 kategori jasa pengabdian," kata Pengelola Batik Loempo Novia Hertini di Padang, Kamis.

Ia mengatakan, awalnya Pemerintah Sumatera Barat (Sumbar) mengusung namanya melalui usulan dari Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan yang kemudian diajukan ke Kementerian Perindustrian.

Kemudian, lanjutnya dari ratusan orang di berbagai wilayah Indonesia disaring hingga tersisa 26 orang dinyatakan lulus verifikasi secara administrasi dan memenuhi persyaratan verifikasi lapangan.

"Pada verifikasi lapangan dilakukan pengecekan kebenaran sehingga tersaring setengah lagi yang memang secara di lapangan memang begitu adanya dan tidak dibuat-buat," terangnya.

Setelah tersisa 13 orang dilakukan penjurian tatap muka pada awal November 2020 untuk mempertanggung jawabkan dan mempresentasikan kegiatan itu memang ada atau tidaknya.

"Alhamdulillah saya yakin dengan kemampuan saya dan memang begitu adanya," katanya.

Usai melalui tahap penjurian, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor 1308 tahun 2020, ia terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan Upakarti dari lima orang yang sudah ditetapkan pada kategori yang sama.

"Saya bersyukur menjadi satu-satunya perwakilan dari Sumatera dan Sumbar khususnya untuk menerima penghargaan itu yang penyerahannya akan dilakukan awal bulan Desember 2020 di Istana Negara," jelasnya.

Penghargaan yang diraih membuat dirinya semakin termotivasi untuk memperjuangkan keadilan bagi mitra binaan dan Industri Kecil Menengah (IKM) batik di Sumatera Barat serta mengembangkan produk batik Loempo.

"Saya akan memperjuangkan seluruh mitra binaan dan IKM batik mendapat keadilan sehingga target pada 2021 atau 2022 Sumbar menjadi sentra batik di Sumatera," tambahnya.

Saat ini ia telah memiliki 113 pengrajin batik Loempo dari Pesisir Selatan yang dibinanya sejak tahun 2015 dan pada tahun 2017 ia mendirikan kampung batik Loempo.

Batik Loempo merupakan bisnis sosial yang melibatkan para masyarakat khususnya pengrajin batik namun untuk penyediaan tempat dan bahan baku disediakan oleh pengelola yang sekaligus menjadi ujung tombak pemasaran produk yang dihasilkan oleh pengrajin batik.

Dalam memasarkan produk, ia telah banyak bekerja sama dengan dinas-dinas di pemerintahan dan sekolah-sekolah dalam penggunaan produk batik Loempo dan juga dipasarkan ke Jawa dan beberapa provinsi tetangga hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Brazil, Jordania, Brunei melalui pameran yang difasilitasi oleh Pemprov dan Pemkab.

Semenjak pandemi COVID-19, ia mengakui penjualan produk batik Loempo merosot hingga 80 persen dari sebelum pandemi dan terpaksa merumahkan karyawan dan pengrajin batik karena menurunnya pesanan namun pada Maret 2020, Pemprov menghimbau para IKM membuat gebrakan dengan memproduksi APD.

Para IKM akhirnya mampu bertahan hidup dari penjualan masker dan face shield namun ada beberapa kegiatan yang disuruh Pembrov Sumbar yang memang disuruh memproduksi namun belum diserap pemerintah sehingga para IKM belum menerima hasil dari pekerjaannya.