Kilas Balik Nasrul Syahrun Bupati Padang Pariaman Periode 1994-1999, menggeliatkan Pertanian yang meninggal dimasa pandemi COVID-19

id berita padang pariaman,berita sumbar,nasrun

Kilas Balik Nasrul Syahrun Bupati Padang Pariaman Periode 1994-1999, menggeliatkan Pertanian yang meninggal dimasa pandemi COVID-19

Almarhum Ir. H. Nasrul Syahrun. (antarasumbar/Istimewa)

Dialah Ir. H. Nasrul Syahrun, pemuda yang santun dan sungguh berbakti kepada orang tuanya, meskipun harus berkejar dengan waktu karena harus membagi waktu antara mengurus ibu dan belajarnya
Parit Malintang (ANTARA) - Hawa dingin masih menyelimuti suasana yang ada di desa. Embun pagi yang berkilauan terpancar indah dibalik dedaunan.

Terlihat samar-samar jalanan yang sedikit terhalang kabut. Beberapa manusia sudah siap untuk menjalani aktifitasnya masing-masing. Saut-sautan anak kecil berteriak memanggil teman-temannya untuk bermain.

Di sisi rumah tua yang besar nampak seorang pria muda tengah merawat ibunya yang sedang sakit. Padahal dalam waktu dekat ia harus mengejar waktu untuk dapat mengikuti perkuliahan yang ia tekuni di Universitas Andalas Padang.

Dialah Ir. H. Nasrul Syahrun, pemuda yang santun dan sungguh berbakti kepada orang tuanya, meskipun harus berkejar dengan waktu karena harus membagi waktu antara mengurus ibu dan belajarnya.

Namun tidak menyulutkan semangatnya untuk terus mengejar cita-cita dan meraih gelar insinyur.

"Nasrul Syahrun lahir di Limau Purut, 14 Mei 1945 seorang sosok yang dikenal dengan sifatnya yang santun dan ramah membuat ia disenangi banyak orang, terutama oleh keluarga," kata Kabag Humas Kabupaten Padang Pariaman, Anton di Parit Malintang, Kamis.

Ia menuturkan, kesabaran Nasrun dalam mengurus ibu yang sakit selama sepuluh tahun dapat menggambarkan betapa ramah dan santunnya ia kepada orang tuanya," kata Syaf.C. Mato keponakan Nasrul kepada Anton.

Ia juga menambahkan Nasrun memiliki 3 saudara dan ia satu-satunya anak laki-laki di tengah keluarga Siti Baheram dan Sutan Syahrun, meskipun berasal dari keluarga pedagang besar di Kota Padang tidak membuat karakter Nasrun menjadi manja dan terus ingin berusaha lebih sukses tanpa mengandalkan harta orang tuanya.

Kesuksesan seorang Ir. H. Nasrul Syahrun dapat dilihat pada masa kepemimpinanya di Kabupaten Padang Pariaman sejak 4 Januari 1994.

Pada masa kepemimpinannya, ia selalu memiliki visi misi yang panjang untuk kedepannya agar bisa mewujudkan Padang Pariaman menjadi lebih baik lagi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Padang Pariaman, Jonpriadi yang sudah bekerja di Padang Pariaman pada masa pemerintahan Nasrul.

"Bapak Nasrul Syahrun terkenal dengan sifat kebapakanya yang luar biasa, dimana dapat dikatakan ia termasuk jarang marah kepada stafnya, ia selalu berusaha menjalin hubungan baik dengan seluruh staf, memiliki rasa empati yang tinggi menjadikan ia disenangi dan dekat dengan stafnya," kata Jonpriadi.

Katanya, menurut Bupati Periode 1994-1999 berpendapat bahwa rasa empati yang tinggi dapat menjalin emosional yang baik antara pimpinan dan staf, ketika hubungan telah baik maka kedisiplinan akan mudah untuk diterapkan.

Ia juga menambahkan pada masa memimpin Kabupaten Padang Pariaman, pria ini telah melahirkan beberapa inovasi-inovasi demi kemajuan Padang Pariaman terutama pada bidang pertanian dimana hingga saat ini sektor pertanian pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menduduki tingkat yang paling tinggi.

Sehingganya visi misi dari Nasrul Syahrun lebih kepada bidang pertanian dalam memajukan dan menjadikan Kabupaten Padang Pariaman menjadi lebih baik lagi.

"Bupati periode 1994-1999 ini juga sangat dikenal dengan kedisipilinan yang bagus, juga dalam pelayanan administrasi dan birokrasi terstruktur dengan jelas sehingga juga memudahkan stafnya dalam menjalankan pekerjaan juga dalam melayani masyarakat," katanya.

Karena keramahan dan kedekatannya dengan masyarakat ia juga dikenal dengan bulan pertolongan.

Sapaan ini diberikan oleh guru besar Pimpinan Pesantren Buya H. Iskandar Tuanku Mudo kepada Ir. H. Nasrul Syahrun saat berkunjung ke Pesantren di Lubuk Pandan, dimana panggilan ini menjadi pameo di tengah masyarakat karena disetiap kali ada momen bicara di forum resmi namanya selalu di sebut sebagai Bulan Pertolongan.

Namun, kini bulan penolong telah telah pergi tapi jasamu akan tetap diingat dan namamu tetap harum di ranah Kabupaten Padang Pariaman.
Duka Cita. (antarasumbar/Istimewa)