Seorang Pendaki Asal Rusia Meninggal di Gunung Everest

id Seorang Pendaki Asal Rusia Meninggal di Gunung Everest

Kathmandu, (Antara/AFP) - Seorang pendaki gunung asal Rusia yang berusia 50 tahun, Rabu, meninggal di Gunung Everest, dan tercatat sebagai korban ke empat dalam musim pendakian ke puncak gunung tertinggi di dunia itu. Alex Bolotov ditemukan meninggal pada Rabu pagi di Air Terjun Es Khumbu pada ketinggian 5.600 meter di atas permukaan laut, kata petugas kepada AFP melalui telepon dari pangkalan di Everest. "Sepertinya ia pergi meninggalkan tendanya sekitar pukul tiga dini hari. Ketika sherpanya mencari, jasadnya ditemukan di Air Terjun Es Khumbu," kata Gyanendra Shrestha, pejabat setempat yang menjadi kepala di Gletser Khumbu. Shrestha mengatakan warga Rusia yang sudah mendaki sejumlah puncak penting di pegunungan itu termasuk K2, Makalu, Manaslu dan Annapurna, adalah anggota tim ekspedisi Everest Selatan-Barat, dan ia mencoba mengulangi pendakiannya ke puncak Everest pada 2002. Sebanyak tiga pendaki lain juga dilaporkan meninggal di puncak tertinggi dunia itu pada musim pendakian kali ini. Bulan lalu, Mingmar Sherpa (47) --anggota dari kelompok elit tim "dokter Air terjun es" yang merintis jalur pendakian-- menemui ajalnya. DaRita zsherpa, juga berusia 47, meninggal dunia dan diyakini akibat "jantungnya berhenti berdenyut secara tiba-tiba" awal bulan ini. Korban lain adalah Lobsang Sherpa (22) anggota tim pemandu pendakian komersial. Ia meninggal pekan lalu. Sekitar 3.000 orang meninggal dalam upaya mereka menaklukkan puncak setinggi 8.848 meter itu selama enam dasawarsa, dan sebagian jasad mereka masih tersimpan di pegunungan tersebut. Mei adalah batas waktu pendakian di Himalaya, yang menjadi wilayah Nepal, dan pada tahun ini sebanyak 28 orang telah berhasil mencapai puncak. Namun cekcok yang meletus bulan lalu antara tiga pendaki asal Eropa dengan pemandu dari Nepal membayangi musim pendakian kali ini, yang menandai peringatan 60 tahun pendakian pertama di Puncak Everest yang dilakukan oleh Tenzing Norgay dan Edmund Hillary. (*/jno)