Padang (ANTARA) - Persoalan gizi kurang yang berdampak pada kondisi stunting saat ini Di Indonesia menjadi salah satu masalah sosial yang perlu ditangani secara cepat guna menghindari dampak yang lebih fatal.
Dari data World Health Organization ( WHO ), menyebutkan terdapat 51% angka kematian anak balita disebabkan oleh pneumonia, diare, campak, dan malaria. separuh kematian tersebut erat hubungan nya dengan masalah gizi kurang.
Melihat catatan tersebut perlu diprioritaskan penanganan tentang gizinya, di mulai memperbaiki gizi ibu hamil, Ibu menyusui, pemberian Asi Eklusif dan pemberian MP-ASI.
Situasi gizi balita di Indonesia,tidak bisa terlepas dari masalah gangguan pertumbuhan bayi dan balita.
Hasil Rikerdas menunjukkan prevalensi balita Stunting secara nasional tahun 2013 adalah 37,2% terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek. Yang berarti terjadi peningkatan dari tahun 2010 ( 35,6%) dan 2007 ( 36,8%). (Rikersdas 2013)
Salah satunya di daerah Kabupaten Solok yang memiliki angka stunting No. 3 terbanyak di Sumatera Barat setelah daerah Pasaman, Pasaman Barat. Salah satu yang lokasi yang memiliki angka stunting tinggi yakni di sekitar Puskesmas Bukit Sileh Kabupaten Solok.
Puskesmas Bukit Sileh berada di Kecamatan Lembang Jaya, dimana Akses
jalan menuju daerah Puskesmas Bukit Sileh ini jalannya sangat menantang, karena jalannya penuh tanjakan, penurunan yang tajam, lebar jalan yang kecil serta curam, karena memang daerah ini berada di perbukitan dan terletak di antara Danau di Bawah dan Danau di Atas, di Kabupaten Solok.
Puskesmas Bukit Sileh ini Wilayah kerjanya menaungi 6 Kenagarian yaitu Kenagarian Koto Anau, Kenagarian Batu Banjanjang, Kenagarian Limau Linggo, Kenagarian Koto Laweh, Kenagarian Selayo Tambang Bukit Sileh, Kenagarian Batu Banyak.
Tiga di daerah ini sudah terindetifikasi mempunyai angka stunting nya tinggi, sehingga mendapat bantuan dari pemerintah pusat yaitu berupa Lokus Stunting, yang gunanya untuk pembuatan sanitasi seluruh keluarga yang teridentifikasi stunting.
Pada masing-masing rumah keluarga dibuatkan sanitasi sehat dan bersih seperti jamban dan tempat cuci tangan di air yang mengalir. Tetapi pemerintah pusat hanya memberi bantuan Lokus pada 2 wilayah saja dari tiga daerah yang angka stuntingnya tinggi.
Inilah yang menjadi latar belakang dosen dari Universitas Baiturrahmah yakni Ns. Zufrias Riaty, S.Kep, M.Kes, sebagai ketua dan anggota yakni Dian Eka Nursyam, S.S.T, M.Keb dan Hary Budiman, M.Kes melaksanakan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada Rabu 5 Agustus 2020 dan 12 Agustus 2020 di Bukit Sileh Kabupaten Solok.
Pada tanggal 5 Agustus 2020 dilaksanakan pengabdian masyarakat tahap pertama tepatnya di Puskesmas Pembantu (Pustu) Koto Laweh. kemudian pada 12 Agustus dilaksanakan di Pustu Kubang Rabah dan Pos Kesehatan Nagari (Poskesri) Mandailing.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat di Kenagarian Koto Laweh ini tahap pertama adalah memberikan Edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan selama 1000 hari kehidupan bayi, yaitu dimulai dari masa kehamilan, menyusui, bayi, dan bayi usia 6-24 bulan. Dengan cara pemberian ASI Eklusif dan pemberian MP-ASI pada usia 6-24 bulan.
Kemudian tahap kedua dengan memberikan pelatihan kepada ibu-ibu di daerah Kenagarian Koto Laweh, untuk pembuatan makanan pendamping ASI yang berasal dari sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, karena di daerah tersebut sangat banyak sumber bahan makanan yang bergizi, tetapi warga daerah sekitarnya tidak bisa mengolahnya dengan baik.
Melalui pelatihan ini akan diajarkan pada masyarakat, tentang membuat makanan pendamping ASI yang berasal dari ikan Turik yang berasal dari Danau Di Atas dan Danau Di bawah, dan serta pembuatan Jus Terong Pirus yang banyak mengandung zat besi ( FE ), serta Jus Alpokat dan bubur Alpokat yang banyak mengandung sumber energi untuk tubuh.
Tahap ketiga adalah dengan Membuat Pojok Wasting (Waspada Stunting) disetiap Puskesri dan Puskesmas Pembantu di daerah ketiga jorong yang terindentifikasi banyak warganya yang
Stunting.
Pojok Wasting ini di lengkapi dengan alat pengukur tinggi badan, timbangan bayi, dan timbangan untuk balita, serta poster-poster makanan yang bergizi sehingga bisa menambah pengetahuan masyarakat tentang menu seimbang yang nilai gizinya baik.
Target luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya stunting, serta pentingnya deteksi dini stunting melalui pojok Wasting tersebut.
Untuk anak balita maka dilaksanakan pelatihan untuk orang tua tentang mengolah makanan pendaping MP-ASI. Pada masing-masing Pustu (Puskesmas Pembantu) dan Poskesri (Pos Kesehatan Nagari) di buatkan Pojok Wasting.
*Penulis merupakan tim pengabdian masyarakat UNBRAH tentang Pencegahan Stunting Melalui Pemberian ASI Ekslusif Dan MP-ASI Di Bukit Sileh Kabupaten Solok.
Berita Terkait
Pemkab Pasaman Barat siapkan Rp69 miliar penanganan stunting pada 2025
Jumat, 29 November 2024 15:51 Wib
Pemprov Sumbar kembangkan program BKR untuk atasi stunting
Kamis, 28 November 2024 18:42 Wib
DP3AP2KB Sumbar gandeng DMI untuk cegah stunting
Selasa, 26 November 2024 17:55 Wib
Pj Wali Kota Padang apresiasi peran Unand ikut cegah stunting
Sabtu, 23 November 2024 18:54 Wib
Hadirkan VCO Prebiotik untuk Cegah Stunting pada Anak, Pj Wako Padang Apresiasi FMIPA dan LPPM Unand
Sabtu, 23 November 2024 15:48 Wib
Tindak lanjut audit kasus stunting, Pemkab Tanah Datar lakukan kunjungan dan pendampingan
Jumat, 22 November 2024 16:58 Wib
PkM Kedokteran Unbrah, Cegah Stunting Dalam Mempersiapkan Generasi Kuat Dan Sehat Di Nagari Ampuan Lumpo Pesisir Selatan.
Selasa, 19 November 2024 7:43 Wib
Pemkab: Persoalan stunting menjadi tantangan di Pasaman Barat
Minggu, 17 November 2024 14:07 Wib