Ini penjelasan PLN terkait lonjakan tagihan listrik pelanggan di Sumbar

id PLN, tagihan listrik,Lonjakan tahihan, daya pemakaian, listrik subsidi,Berita sumbar,sumbar terkini,penyebab tagihan listrik naik,penyebab tagihan rek

Ini penjelasan PLN terkait lonjakan tagihan listrik pelanggan di Sumbar

GM PLN Sumbar Bambang Dwiyanto. (Ist)

Padang, (ANTARA) - PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat menjamin tidak akan merugikan pelanggan bila ada terjadi lonjakan tagihan, karena dapat dicocokkan dengan sistem yang ada.

"Bila memang terdapat selisih, artinya lonjakan bukan faktor pemakaian pelanggan maka nantinya dapat disesuaikan dengan sistem. Kelebihan nantinya tidak akan hilang dan dikembalikan ke pelanggan dalam bentuk dikompensasi ke pembayaran bulan berikutnya," kata GM PLN UIW Sumbar Bambang Dwiyanto kepada media di Padang, Senin malam.

Pada kesempatan itu turut hadir Senior Manager Niaga dan Layanan Pelanggan Muhammad Riski dan Senior Manager Distribusi Arif Pramudia dan manajemen lainnya.

"Kita ada sistem yang jelas dan cukup transparan, bila ada kekeliruan PLN terbuka untuk koreksi data rekening pelanggan," tegasnya.

Justru itu, pelanggan yang dikejutkan dengan terjadinya pembayaran berbeda dari bulan-bulan sebelumnya agar mencatat angka pada meteran untuk bisa dicocokkan.

Jadi, cukup transparan dan pihaknya mengakui ada terjadi lonjakan tagihan sejumlah pelanggan rumah tangga tersebut.

Namun, hal itu bukan upaya subsidi silang seperti isu yang beredar di publik melalui media sosial beberapa hari terakhir, dan tarif listrik tidak naik sudah sejak 2017.

"Tapi percayalah hal ini tidak akan merugikan masyarakat. Konsumen yang merasa ada kekeliruan silahkan untuk sampaikan ke petugas PLN pada posko pengaduan," katanya.

Menurut Bambang, perlu juga untuk disadari terjadinya lonjakan pembayaran tagihan listrik sejumlah masyarakat itu, karena selama berlangsung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) aktivitas terfokus di rumah.

Kondisi ini tentu berdampak terhadap pemakaian daya listrik rumah tangga sehingga pembayaran pun membengkak.

Bambang mengilustrasikan, biasa yang berkerja kantoran selama delapan jam di kantor atau tempat kerja. Begitu pula anak-anak sekolah sehingga penggunaan alat elektronik dan pemakaian listrik berkurang.

Akan tetapi selama work from home (WFH) bekerja di rumah, belajar di rumah, bagi yang punya AC dan kipas angin atau televisi mungkin saja hidup lebih lama ketimbang matinya.

Hal yang demikian, kata Bambang, sangat berpengaruh atau berkontribusi terhadap pemakaian daya pelanggan.

Senior Manager Niaga dan Layanaan Pelanggan PLN UIW Sumbar Muhammad Riski menambahkan, pemakaian daya akan jadi meningkat kalau ada alat elektronik rumah tangga sering hidup mati-hidup mati.

Misalnya butuh air dingin atau ngemil sering buka tutup-buka tutup kulkas, kipas angin atau AC saat panas dihidupkan dan setelah dingin matikan lagi.

Bila berulang kali dalam sehari dilakukan demikian, akibatnya saat tarikan awal akan berpengaruh meningkat pemakaian daya. Selain itu, kegiatan pada Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriah penyebab pemakaian listrik meningkat.

Riski mengatakan, lonjakan tagihan bisa juga akumulasi dari kekurangan dari pembayaran pada bulan-bulan sebelumnya.

Namun demikian, PLN sudah menyiapkan kebijakan untuk tagihan pelanggan yang besar dari sebelumnya.

Pola yang disiapkan, pelanggan hanya membayar 40 persen pada tagihan Juli, misalnya sisi atau lonjakan pemakaian 100 ribu rupiah, maka dapat dicicil sampai tiga bulan ke depan.

Kebijakan lain, kata dia, PLN UIW Sumbar sudah ada posko-pokso pengaduan di unit-unit pelayanan pelanggan, silahkan untuk menyampaikan informasi keluhan.

Selain itu, tambah Riski, mulai pekan ini PLN UIW Sumbar sudah merancang program kunjungan atau sapa pelanggan, khusus yang mengeluhkan terjadi lonjakan pembayaran tersebut.

Tujuannya adalah untuk mencocokkan data pemakaian daya dan sekaligus melakukan edukasi terhadap pelanggan, tambahnya. (*)