KUALA LUMPUR (ANTARA) - Pemerintah Malaysia telah memutuskan agar semua kegiatan massal termasuk pertemuan internasional, acara olah raga, sosial dan keagamaan ditangguhkan atau dibatalkan hingga 30 April 2020.
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin mengemukakan hal itu dalam pidato khusus terkait penularan Covid-19 yang disiarkan secara langsung dari Putrajaya, Jumat.
Muhyiddin mengatakan keputusan tersebut akan diteliti lagi apabila situasi Covid-19 bertambah baik.
"Pada hari ini, kita semua sedang berhadapan dengan situasi yang agak mengkhawatirkan karena penularan Covid-19," katanya.
Pada awalnya, ujar dia, jumlah kasus virus corona itu kecil yaitu 22 kasus saja kebanyakan melibatkan warganegara asing, warganegara Malaysia yang dibawa pulang dari Wuhan, China dan warganegara Malaysia yang bepergian ke negara yang dijangkiti Covid-19.
"Walaupun berbagai usaha telah dilaksanakan untuk mengawal penularan wabah ini, kita masih berhadapan dengan peningkatan kasus Covid-19. Pada waktu ini, gelombang kedua Covid-19 telah melibatkan 175 kasus," katanya.
Dia mengatakan pada 11 Maret 2020 WHO telah menetapkan penularan wabah Covid-19 sebagai pandemik kerana terdapat peningkatan kasus yang luar biasa di seluruh dunia.
"Saya tahu saudara dan saudari pasti risau akan keselamatan diri sendiri, anak-anak serta keluarga. Anda juga pasti mau mendapatkan informasi yang tepat mengenai langkah-langkah yang sedang dan akan diambil oleh pemerintah untuk menangani penularan wabah ini," katanya.
Dia mengatakan hingga Jumat ini terdapat peningkatan kasus positif Covid-19 yang baru berikut pendeteksian dua kejadian kluster utama yang kebanyakannya melibatkan rakyat Malaysia.
"Dengan trend kasus yang ada, wabah ini diperkirakanakan berlangsung untuk waktu yang agak lama. Ia tidak akan berakhir dalam jangka waktu yang dekat," katanya.
Sebagai persiapan menghadapi situasi yang lebih serius, ujar dia, pemerintah akan terus meningkatkan penyaringan di pintu masuk internasional, menjalankan pembatasan perjalanan dari negara yang dijangkiti virus corona dan menyediakan jalan khusus untuk wisatawan dari negara-negara tersebut.
"Hingga kini, sebanyak 26 buah rumah sakit pemerintah dan sebuah rumah sakit universitas yaitu Pusat Farmasi Universiti Malaya mempunyai kemampuan untuk mengendalikan kasus-kasus Covid-19," katanya.
Selain itu, kolaborasi dengan rumah sakit swasta, rumah sakit di bawah Kementerian Pertahanan Malaysia dan rumah sakit universitas telah dilaksanakan sebagai persiapan untuk menerima tambahan pasien-pasien kasus Covid-19.
Di samping itu, terdapat 57 rumah sakit pemerintah dan 170 klinik kesehatan di seluruh negara bagian yang tersedia untuk melaksanakan penyaringan kesehatan kepada mereka yang memiliki gejala penyakit Covid-19.
"Pemerintah juga telah memastikan Hospital Sungai Buloh dan sebuah rumah sakit di setiap negeri sebagai rumah sakit khusus untuk merawat pasien dengan kasus Covid-19," katanya.
Pemerintah juga akan meneruskan pembatasan perjalanan untuk tiga wilayah di China yaitu Hubei, Jiangsu dan Zhejiang, Hokkaido, Jepang, Italia, Iran dan Republik Korea. Rakyat Malaysia diimbau tidak melakukan perjalanan ke negara-negara yang terdampak dengan virus Covid-19.
Di samping itu kapal-kapal pesiar hanya diperbolehkan berlabuh untuk menambah bekal dan hanya kru warganegara Malaysia yang dibolehkan turun dari kapal dan mereka harus menjalani penyaringan kesehatan.
"Pemerintah amat prihatin dengan nasib warga Malaysia yang berada di negara-negara yang terdampak dengan wabah Covid-19 seperti
China, Iran, Italia dan Korea Selatan. Pemeritah telah membawa pulang sebanyak 107 orang warga Malaysia dari sebagian negara-negara ini," katanya.
Sebanyak 65 orang warga Malaysia yang berada di Iran dan 323 orang yang berada di Italia sedang dalam proses untuk dibawa pulang.