Harga tiket pesawat sumbang deflasi di Padang

id berita padang, beritas umbar, deflasi,harga tiket pesawat

Harga tiket pesawat sumbang deflasi di Padang

Penumpang tiba di Bandara Internasional Minangkabau melewati pintu kedatangan domestik. (Antara/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Terjadinya penurunan harga tiket pesawat udara sejak awal 2020 memberi andil terhadap indeks harga konsumen di Padang berupa deflasi pada Februari 2020 dengan angka 0,29 persen.

"Pada Februari 2020 Padang mengalami deflasi 0,29 persen terutama disumbang oleh penurunan harga tiket pesawat sebesar 13,58 persen dan penurunan harga ikan cakalang 22,22 persen," kata Kepala BPS Sumbar Pitono di Padang, Senin.

Menurutnya selain penurunan harga tiket dan ikan cakalang deflasi di Padang pada Februari juga disumbang oleh turunnya harga ikan tongkol, jengkol, bensin, bawang merah, cabai hijau, jeruk, beras, dan ikan tuna.

Akan tetapi pada Februari sejumlah komoditas mengalami penaikan harga yaitu bawang putih, cabai merah, buku pelajaran SD SLTP dan SLTA, tomat, emas perhiasan, kangkung ikan kembung dan kentang.

Pada Februari 2020 dari 24 kota di Sumatera sebanyak 16 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Jambi sebesar 0,75 persen, dan terendah di Bengkulu 0,09 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,2 persen dan terendah Padangsidempuan 0,01 persen.

Sedangkan Padang menduduki urutan keempat dari semua kota yang mengalami deflasi di Sumatera dan urutan keenam secara nasional.

Berdasarkan pantauan pada salah satu situs penjualan tiket pesawat pada Senin harga tiket tujuan Padang -Jakarta menggunakan maskapai berbiaya rendah kelas ekonomi untuk perjalanan sepekan ke depan berkisar Rp600 ribu. Kondisi tersebut berbeda dibandingkan 2019 yang harga terendah mencapai Rp1,2 juta.

Sebelumnya Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar Wahyu Purnama mengingatkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) perlu meningkatkan sinergi dan koordinasi antar daerah karena pada triwulan I 2020 merupakan puncak musim hujan yang patut diwaspadai.

Perlu memperkuat sinergi dan komunikasi terhadap informasi, ketersediaan dan kelancaran bahan pangan strategis, khususnya dalam menghadapi risiko gagal panen akibat musim penghujan, ujarnya.