Payakumbuh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Sumatera Barat mencatat, sepanjang 2019 sampai dengan Jumat (20/12) terdapat 74 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Payakumbuh Bakhrizal di Payakumbuh, Jumat, mengatakan kasus DBD di daerah ini tersebar di seluruh kecamatan.
"Kota Payakumbuh bukan merupakan daerah endemis DBD. Perkembangan penyakit DBD memang karena faktor cuaca dan pola hidup bersih," katanya.
Dalam mengurangi angka DBD, Bakhrizal mengimbau agar warga Payakumbuh untuk menjalankan pola hidup bersih dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
"Dengan pola hidup bersih, risiko terjangkit DBD akan bisa dikurangi," sebutnya.
Ia menyebutkan dalam memberantas kasus DBD pihaknya memiliki beberapa program, yakni penyuluhan pemberantasan jentik dan menunjuk juru pemantau jentik (Jumantik) di setiap rumah.
"Jadi setiap rumah itu akan ditunjuk satu Jumantik, setiap minggu mereka akan gotong royong bersama," ujarnya.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Payakumbuh Fatmanelly mengatakan pihaknya juga akan melakukan fogging (pengasapan, red) ketika memang sudah ada lebih dari tiga kasus DBD positif di daerah tersebut.
"Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), kita juga akan pastikan dulu apakah sudah ditemukan jentik lebih dari lima persen. Kalau sudah lebih baru dilakukan fogging," kata dia.
Untuk daerah yang telah dilakukan fogging, yakni di Puskesmas Tarok, Payakumbuh Utara, di Batalyon di Balai Nan duo, Payakumbuh Barat dan di kelurahan Sungai Pinago, Payakumbuh Barat.