Padang, (ANTARA) - Berbagai upaya dilakukan pemilik usaha kuliner dalam menarik masyarakat untuk mencicipi makanan yang ditawarkan. Mereka tidak hanya berupaya agar makanan yang disajikan lezat, tapi juga memberikan tempat usaha dengan nama ekstrem.
Mie Narako (bahasa minang neraka) contohnya, pemilik usaha menggantinya dengan Minarko setelah Pemko Padang mulai gerah dengan penamaan tersebut dan menertibkannya.
Tempat makan Mie Narako yang berlokasi di Jl Andalas Kecamatan Padang Timur itu ternyata setelah berganti nama ini tetap diminati pengunjung.
Menurut seorang pengunjung Nilam. nama makanan sama sekali tidak berpengaruh pada suasana saat dirinya sedang menikmati makanan.
“Nama tempat makan sebenarnya sama sekali tidak berpengaruh bagi saya, karena kalau sudah rasanya enak, pasti pelanggannya akan rame seperti sekarang, walaupun namanya udah diganti sekalipun,” ujarnya.
Nilam juga menjelaskan walaupun Mie Narako diganti menjadi Minarko tidak ada masalah, karena sebelumnya Mie Narako lebih dikenal dengan sebutan Minar sebagai sebuah singkatan.
Pengunjung lain, Amel juga mejelaskan bahwa tidak ada hubungan antara nama tempat makan dengan selera. Jika tempat makan tersebut memiliki rasa yang enak, maka apapun namanya tidakakan menjadi masalah.
“Kalau saya yang jelas makan, kalau enak dan tempatnya nyaman pasti saya suka. Saya tidak terlalu memedulikan nama, karena tidak berpengaruh besar,” ujar Amel.
Pemilik usaha Aulia mengatakan makanan yang disajikannya bercita rasa pedas dan kata neraka disematkan agar usahanya cepat dikenal dan viral di media sosial.
Dengan penggunaan kata Narako itu menjadikan banyak orang tertarik. Bahkan di waktu makan siang sering pengunjung antre untuk bisa mencicipi masakannya.
Menu yang disajikan menggunakan kata Narako pada kulinernya juga dibagi berdasarkan tingkat kepedasannya seperti Mie Narako Well, Mie Narako Jahanam, Mie Narako Larva dan Jahanam Plus.
Komandan Satpol PP Kota Padang Al Amin menyatakan sebelum melakukan penertiban pemilik akan dipanggil terlebih dahulu. Mereka diminta untuk mengganti nama makanan serta nama tempat usahanya.
Menurut dia sebagai daerah yang menerapkan falsafah adat bersandi syara, syara bersandi kitabullah, sudah sepantasnya digunakan nama-nama yang baik.
Di Padang seperti tren didaerah lain juga bermunculan warung makan dengan nama-nama seram seperti Narako, Setan dan Dajjal.
Penulis merupakan mahasiswa magang di portal www.sumbar.antaranews.com
Berita Terkait
Tangisan Netri tak terbendung, setelah terima rumah bantuan program TMMD dari Semen Padang
Jumat, 26 April 2024 20:12 Wib
Kepala Pengadilan Tinggi Padang resmikan lapangan badminton Pengadilan Negeri Batusangkar
Jumat, 26 April 2024 19:36 Wib
Pemkot Padang perkuat fase prabencana untuk minimalisasi korban
Jumat, 26 April 2024 19:34 Wib
Sarasehan HKBN 2024, Hendri Septa Berbagi Pengalaman Tentang Upaya Pengurangan Resiko Bencana
Jumat, 26 April 2024 18:13 Wib
HKBN 2024, Kota Padang Kuatkan Fase Pra Bencana
Jumat, 26 April 2024 18:11 Wib
Hadapi Liga 3 Putaran Nasional, Tim PSPP dapat dukungan Semen Padang
Jumat, 26 April 2024 15:57 Wib
Berkolaborasi dengan PPNP untuk EBT, Dirut Semen Padang resmikan rumah pembibitan kaliandramerah
Jumat, 26 April 2024 15:51 Wib
Menko: Sumbar harus jadikan mitigasi bencana program super prioritas
Jumat, 26 April 2024 15:10 Wib