Meninggal karena DBD, rumah orang tua Ikhsan diasapi

id demam berdarah dengue ,DBD di Agam,Fogging,Penyebaran DBD,penyebab DBD,penularan DBD,nyamuk aedes aegypti

Meninggal karena DBD, rumah orang tua Ikhsan diasapi

Ilustrasi - pengasapan (fogging) . (ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS)

Lubukbasung,  (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali melakukan fogging atau pengasapan di rumah salah seorang warga setempat Ikhsan (5) yang diduga meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di Lapau Panjang, Surau Kariang, Kecamatan Lubukbasung, Jumat.

"Ini merupakan pengasapan kedua di rumah korban dan rumah sekitar lokasi. Sebelumnya kami telah melakukan pengasapan pada Jumat (11/10)," kata Kepala Dinas Kesehatan Agam, Indra didampingi Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Agam Betlinizar di Lubukbasung, Jumat,

Ia mengatakan, pengasapan itu sesuai dengan prosedur tetap (Protap) untuk membasmi nyamuk aedes aegypti dewasa yang masih tertinggal.

Dengan cara itu, pihaknya berharap tidak ada lagi nyamuk aedes aegypti dewasa, sehingga tidak ada lagi korban DBD di daerah itu.

"Apabila masih ada tertinggal, maka nyamuk aedes aegypti akan berkembang biak," tambahnya.

Indra mengimbau warga untuk tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup bak penampungan dan meninbun barang bekas.

Selain itu tidak menggantungkan baju di kamar, menggunakan kelambu saat tidur siang dan lainnya.

"Intinya kita harus bersih agar nyamuk tersebut tidak berkebang di rumah," katanya.

Sebelumnya, seorang balita atas nama Ikhsan neninggal dunia di RSUD Pariaman, Senin (7/10), diduga akibat DBD. Ikhsan dikebumikan di pekuburan keluarga di Kampuang Sawah, Lubukbasung, Senin (7/10) siang.

Korban juga mendapatkan perawatan intensif di RSUD Lubukbasung semenjak Jumat (4/10).

"Dari rekam medis dokter spesialis anak RSUD Lubukbasung, kondisi korban sudah membaik," katanya.

Jumlah kasus DBD di daerah itu selama Januari sampai 10 Oktober 2019 sebanyak 97 kasus. Sementara kasus DBD pada 2018 sebanyak 137 kasus. (*)