Walau trauma, lulusan UNP ini tetap ingin kembali mengajar ke Papua

id Kerusuhan Wamena,Korban Kerusuhan Wamena,Perantau Minang,UNP,Berita Sumbar

Walau trauma, lulusan UNP ini tetap ingin kembali mengajar ke Papua

Guru kesenian SMAN 1 Wamena, Yusi Osmaneli (28) pada sebuah kegiatan. (ANTARA/Istimewa)

Kami hidup rukun dan berdampingan, makanya saya berani untuk kembali ke Wamena
​​​​​​​Painan, (ANTARA) - Lulusan Universitas Negeri Padang (UNP) jurusan Seni, Drama dan Musik tahun 2015, Yusi Osmaneli (28) nekat akan kembali mengajar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pascakerusuhan di sana pada Senin (21/9).

"Insya Allah saya berencana untuk kembali ke sana, jika tidak ada aral melintang berangkatnya tanggal 20 bulan ini," kata Yusi Osmaneli (28) di rumahnya di Nagari Lakitan Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu.

Ia mengaku telah mengajar lebih kurang satu setengah tahun di SMAN 1 Wamena dan keberadaannya sebagai satu-satunya guru kesenian sangat dibutuhkan.

"Saya dan kepala sekolah terus menjalin komunikasi, beliau sebelumnya juga sudah meminta saya untuk kembali," sebutnya.

Meski mengaku trauma dengan kerusuhan yang terjadi namun ia cukup yakin, perusuh bukanlah warga Wamena karena ia telah lama mengenal warga setempat.

Baca juga: Yusi nekad todongkan senjata ke kepala pastikan kondisi suami

"Kami hidup rukun dan berdampingan, makanya saya berani untuk kembali ke Wamena," imbuhnya.

Yusi merupakan salah satu perantau Minang yang selamat pada kerusuhan di Wamena, setelah bertahan di pengungsian di Polres Wamena selama dua hari, pada Rabu (23/9) ia dan anaknya berangkat ke Jayapura sementara suaminya masih bertahan di Wamena.

Selama di Jayapura ia dan keluarganya menampung para pengungsi lainnya dengan menyediakan berbagai kebutuhan mereka mulai dari tempat tinggal, pakaian dan lainnya.

Baca juga: Turuti anak, Yusi terhindar kerusuhan Wamena

Selanjutnya pada Selasa (1/10) ia berangkat ke Padang lewat jalur udara dari Jayapura ke Bandara Internasional Minangkabau dan sampai di kampungnya pada hari itu juga.

"Saat ini suami saya masih dalam perjalan ke kampung, karena ia bersama pengungsi lainnya menggunakan jalur laut sehingga memakan waktu agak lama," sebutnya lagi.

Baca juga: Wagub minta permudah anak perantau Minang dari Wamena sekolah