LKAAM Sumbar minta pemerintah tegakkan hukum atas pelaku kerusuhan di Papua
Padang, (ANTARA) - Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat, M Sayuti Datuak Rajo Pangulu meminta pemerintah benar-benar menegakkan hukum yang seadil-adilnya atas pelaku kerusuhan yang menyebabkan banyak warga pendatang meninggal di Wamena Papua.
"Para pelaku penganiayaan harus diproses secara hukum tanpa pilih kasih," katanya di Padang, Rabu.
Menurutnya persoalan di Wamena yang menelan banyak korban jiwa sudah menjadi masalah nasional, maka TNI dan Polri harus segera bertindak cepat dengan memperoses mereka yang bertanggung jawab.
"Karena kita punya aparat hukum, maka serahkan dulu persoalan ini kepada aparat hukum," sambung dia.
Baca juga: Cerita Gian anak perantau asal Pesisir Selatan, tak percaya ibu dan adiknya tewas dibakar di Wamena
Kepada masyarakat Minangkabau ia mengimbau agar tidak terprovokasi, jangan membalaskan dendam ke masyarakat Papua.
"Apalagi yang berada di rantau orang, jangan sampai menjadi perusak di sana," sambungnya.
Masyarakat lebih baik menerima kejadian ini dengan hati yang lapang, dan muka yang jernih atau ikhlas. Mereka yang menjadi korban tidak hanya orang Minang saja, melainkan semua perantau di sana termasuk orang Bugis, dan Jawa.
"Jangan sampai kecewa kepada orang Wamena, karena belum tentu semua mereka berbuat jahat, mungkin ada provokator yang menyusup di sana," ujar dia.
Baca juga: Pura-pura mati, Erizal selamat saat kerusuhan di Wamena
Ia menilai perlakuan orang Wamena kepada perantau Minang tidak akan seanarkis itu, karena selama merantau orang Minang selalu memakai prinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, kecuali ada yang memprovokasi mereka.
"Dugaan saya ada yang memprovokasi dari pihak tertentu untuk merusak, sehingga semua perantau dimusuhi, termasuk orang Minang," kata dia.
Ia berpesan kepada para perantau Minang agar selalu memakai prinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, yakni menyesuaikan diri dengan kondisi di rantau. Ibarat seperti bunglon agar tetap bertahan di tanah rantau.
Kepada orang Minang yang hendak merantau agar selalu mengutamakan prinsip ibu dicari dunsanak cari, induk samang cari dahulu atau cari dulu pemuka masyarakatnya.
Baca juga: Kisah perantau Jember selamatkan diri di Wamena, bawa dua anak pemilik rumah makan Padang sembunyi di kandang babi
Ia juga berpesan bagi perantau Minang yang ingin bertahan di Wamena untuk melanjutkan usaha di sana, maka bersabar dulu menjelang hujan teduh kabut terang atau sudah aman.
"Namun jika memang mereka menginginkan pulang, karena tidak ada lagi usaha yang akan dilanjutkan di sana, maka silakan pulang kita terima dengan senang hati," sambung dia. (*)
"Para pelaku penganiayaan harus diproses secara hukum tanpa pilih kasih," katanya di Padang, Rabu.
Menurutnya persoalan di Wamena yang menelan banyak korban jiwa sudah menjadi masalah nasional, maka TNI dan Polri harus segera bertindak cepat dengan memperoses mereka yang bertanggung jawab.
"Karena kita punya aparat hukum, maka serahkan dulu persoalan ini kepada aparat hukum," sambung dia.
Baca juga: Cerita Gian anak perantau asal Pesisir Selatan, tak percaya ibu dan adiknya tewas dibakar di Wamena
Kepada masyarakat Minangkabau ia mengimbau agar tidak terprovokasi, jangan membalaskan dendam ke masyarakat Papua.
"Apalagi yang berada di rantau orang, jangan sampai menjadi perusak di sana," sambungnya.
Masyarakat lebih baik menerima kejadian ini dengan hati yang lapang, dan muka yang jernih atau ikhlas. Mereka yang menjadi korban tidak hanya orang Minang saja, melainkan semua perantau di sana termasuk orang Bugis, dan Jawa.
"Jangan sampai kecewa kepada orang Wamena, karena belum tentu semua mereka berbuat jahat, mungkin ada provokator yang menyusup di sana," ujar dia.
Baca juga: Pura-pura mati, Erizal selamat saat kerusuhan di Wamena
Ia menilai perlakuan orang Wamena kepada perantau Minang tidak akan seanarkis itu, karena selama merantau orang Minang selalu memakai prinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, kecuali ada yang memprovokasi mereka.
"Dugaan saya ada yang memprovokasi dari pihak tertentu untuk merusak, sehingga semua perantau dimusuhi, termasuk orang Minang," kata dia.
Ia berpesan kepada para perantau Minang agar selalu memakai prinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, yakni menyesuaikan diri dengan kondisi di rantau. Ibarat seperti bunglon agar tetap bertahan di tanah rantau.
Kepada orang Minang yang hendak merantau agar selalu mengutamakan prinsip ibu dicari dunsanak cari, induk samang cari dahulu atau cari dulu pemuka masyarakatnya.
Baca juga: Kisah perantau Jember selamatkan diri di Wamena, bawa dua anak pemilik rumah makan Padang sembunyi di kandang babi
Ia juga berpesan bagi perantau Minang yang ingin bertahan di Wamena untuk melanjutkan usaha di sana, maka bersabar dulu menjelang hujan teduh kabut terang atau sudah aman.
"Namun jika memang mereka menginginkan pulang, karena tidak ada lagi usaha yang akan dilanjutkan di sana, maka silakan pulang kita terima dengan senang hati," sambung dia. (*)