Pekanbaru, (Antara) - Banyak pihak atau kelompok memperjual belikan adat istiadat yang menjadi tradisi Melayu secara ilegal hingga terus mengikis "cita rasa" sesungguhnya, kata Monda Gianes sutradara dalam lakon teater berjudul "Pratagonis". "Atas nama tradisi Melayu yang diperjual belikan, Melayu hanya jadi sebutan tidak lagi sebagai roh untuk memperkuat identitas kaum itu sendiri, maka dengan sewenang-wenang Melayu diperalat untuk kepentingan kelompok tertentu," kata Monda di Pekanbaru, Minggu. Untuk memperkuat atau mempertahankan "sita rasa" sesungguhnya adat istiadat Melayu tersebut, Monda memutuskan untuk membuka seni teater terbuka berjudul "Pratagonis" yang mendefinisikan sang pemeran utama. Dalam pantas tersebut, kata dia, Pratagonis merupakan adat Melayu yang kini terus memudar akibat tergerus seni modern yang begitu agersif. Pemanggungan teater tersebut dilakukan bersama para seniman teater yang mengatasnamakan "Matan". Pementasan teater tersebut dilakukan selama tiga hari sejak Sabtu (22/3) hingga Minguu (24/3) di Gedung Anjung Tintin Kompleks Bandar Serai Purna MTQ. Monda Gianes sebagai sutradara juga memunggah tokoh-tokoh teater tardisi Riau seperti Mak Yuong, Mamanda, Mendu, Bangsawan dan Randai. "Seluruhnya menjadi tokoh sentral yang berhadapan dengan masalah antara idealis menjadi tradisi dan keagamaan hidup. Pada satu sisi tugas juga memelihara tradisi untuk tetap terjaga dan disisi lain tradisi sepertinya tidak dapat bertahan dari gempuran budaya asing," katanya. Dalam naskahnya, Monda yang juga pernah menjadi aktor terbaik Riau itu menceritakan tentang tradisi melayu yang hanya menjadi penyangga orang-orang modern, bahkan tidak jarang tradisi menjadi tambang yang diekploitasi untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Pria yang pernah menjadi mahasiswa Sekolah Seni Tinggi Riau (STSR) dalam pentasnya menggarap penggabungan unsur teater tradisi Riau dengan teater modern. Untuk tarian, Monda juga menggabung tarian zapin dengan berlatarkan tarian modern dan begitu pula untuk musik juga digabungkan dengan musik modern. "Apa yang kami lakukan bisa diterima atau ditolak bahkan menjadi cemoohan. Tetapi sudah berazam, bahwa setiap pementasan yang kami bentangkan harus memiliki identitas untuk membedakan kami dengan yang lain," ujarnya. Ia menambahkan tradisi tak mungkin ditinggalkan, kebudayaan asing tak mungkin dibuang begitu saja. Makanya harus tetap berkarya dan menjadi kekuatan tersendiri di teater ''Matan''. (*/sun)
Berita Terkait
Polresta Padang tetapkan satu tersangka penambangan ilegal di Kuranji (Video)
Selasa, 7 Januari 2025 18:12 Wib
Tim Polres Pasaman musnahkan box pengolahan emas ilegal di Muaro Cubadak Pasaman
Selasa, 7 Januari 2025 5:17 Wib
Etnis Tionghoa Padang les tarikan tradisi Sipasan pada generasi muda
Selasa, 31 Desember 2024 20:00 Wib
Narapidana Lapas Suliki lakukan tradisi basuh kaki ibu peringati Hari Ibu ke-96
Minggu, 22 Desember 2024 18:57 Wib
Polres Pesisir Selatan tangkap tersangka penambang galian C Ilegal
Kamis, 12 Desember 2024 18:34 Wib
Polresta Padang amankan empat unit alat berat diduga terkait tambang ilegal
Rabu, 11 Desember 2024 18:35 Wib
Kuasa hukum praktik kecantikan ilegal sebut ada persaingan bisnis
Senin, 9 Desember 2024 11:44 Wib
Harvey Moeis beli hadiah istri Rolls-Royce Rp15 miliar secara tunai
Jumat, 6 Desember 2024 20:33 Wib