Lubukbasung, (ANTARA) - Produksi ikan asin di Pasia Tiku, Kecamatan Tanjungmutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat berkurang sekitar 50 persen akibat curah hujan tinggi dan bahan baku sulit didapat setelah nelayan tidak melaut beberapa minggu lalu.
Salah seorang pengolah ikan asin di Pasia Tiku, Zawirman (50) di Lubukbasung, Minggu, mengatakan produksi ikan asin miliknya berkurang dari 150 menjadi 80 kilogram per minggu.
"Produksi ini berkurang sekitar 50 persen dan ini terjadi semenjak beberapa minggu yang lalu," katanya.
Ia mengatakan berkurangnya produksi ikan asin akibat curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu, sehingga pihaknya kesulitan untuk menjemur ikan.
Biasanya untuk menjemur ikan membutuhkan cahaya matahari yang cukup panas, sehingga ikan itu kering selama tiga hari.
Namun dengan kondisi cuaca mendung, maka ikan itu kering selama satu minggu.
"Ikan hanya dijemur beberapa jam dengan terik matahari tidak sempurna," katanya.
Selain curah hujan tinggi, tambahnya, produksi ini berkurang akibat bahan baku ikan juga sulit di dapat dari nelayan di daerah itu.
Ini disebabkan para nelayan tidak melaut setelah gelombang cukup tinggi sekitar dua meter melanda perairan sekitar.
Sementara itu Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Agam, Arman menambahkan para nelayan tidak melaut semenjak tiga minggu lalu.
"Apabila dipaksakan melaut, maka akan beresiko terhadap keselamatan mereka," katanya.
Dengan kondisi gelombang seperti ini para nelayan memperbaiki kapal dan jaring ikan yang rusak.
Setelah gelombang kecil, para nelayan akan kembali melakukan aktivitas menangkap ikan dengan kondisi kapal dan alat tangkap sudah diperbaiki.