Mbah Moen figur ulama yang sangat spesial
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengenang mendiang KH Maimoen Zubair yang akrab disapa Mbah Moen sebagai figur ulama yang sangat spesial.
Gus Yaqut, sapaan akrab Yaqut, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara, di Jakarta, Selasa, mengatakan Mbah Moen sempat mengijazahkan mars Syubbanul Wathan.
"Saat kami sowan ke Pesantren Al Anwar Sarang Rembang, Kiai Maimoen mengijazahkan syair Syubbanul Wathan yang beliau dengar tiap hari saat mondok di Pesantren Tambak Beras, Jombang," ujarnya.
Syubbanul Wathan adalah lagu ciptaan KH Wahab Hasbullah yang berisi semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang sedemikian populer di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Sedangkan ijazah-mengijazahkan yang dimaksud, adalah tradisi di kalangan ulama dengan memberikan amalan atau ilmu untuk dilaksanakan, yang biasanya diberikan oleh guru kepada muridnya.
Menurut Gus Yaqut, ijazah Mbah Moen, yakni lagu ciptaan KH Wahab Hasbullah itu membuktikan pandangannya yang utuh tentang berbangsa bahwa Indonesia adalah martabat dan mempertahankan NKRI adalah harga diri.
"Semoga teladan yang telah diberikan Mbah Moen tentang agama dan bangsa bisa menjadi bekal kita menghadapi tantangan bangsa ini," ujar keponakan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) itu.
Atas wafatnya Mbah Moen, Gus Tutut menyampaikan rasa duka yang mendalam.
"GP Ansor kehilangan figur ulama yang memperjuangkan nilai-nilai Islam dan ke-Indonesiaan. Sosok pemersatu semua kalangan dan figur teladan bagi Ansor," katanya.
Sholat Gaib
Gus Yaqut dan segenap pimpinan GP Ansor juga mengajak seluruh kader Ansor dan Banser untuk mendoakan dan menggelar Sholat Gaib untuk mendoakan Mbah Moen.
"Kami mengimbau khususnya kader Ansor dan Banser di seluruh Indonesia untuk menggelar Shalat Gaib, serta tahlilan 40 hari secara penuh," ajak putra KH Cholil Bisri itu.
Dalam pandangan Gus Yaqut, Mbah Moen adalah seorang yang alim, faqih (ahli fiqih), sekaligus "muharrik" atau penggerak.
"Kedalaman ilmu beliau tak perlu diragukan lagi. Belajar dari banyak ulama, baik di Indonesia maupun Arab Saudi menunjukkan beliau sosok yang selalu ingin mengisi ilmunya. Beliau juga penggerak bagi NU dan bangsa ini," kata Gus Yaqut.
Gus Yaqut, sapaan akrab Yaqut, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara, di Jakarta, Selasa, mengatakan Mbah Moen sempat mengijazahkan mars Syubbanul Wathan.
"Saat kami sowan ke Pesantren Al Anwar Sarang Rembang, Kiai Maimoen mengijazahkan syair Syubbanul Wathan yang beliau dengar tiap hari saat mondok di Pesantren Tambak Beras, Jombang," ujarnya.
Syubbanul Wathan adalah lagu ciptaan KH Wahab Hasbullah yang berisi semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang sedemikian populer di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Sedangkan ijazah-mengijazahkan yang dimaksud, adalah tradisi di kalangan ulama dengan memberikan amalan atau ilmu untuk dilaksanakan, yang biasanya diberikan oleh guru kepada muridnya.
Menurut Gus Yaqut, ijazah Mbah Moen, yakni lagu ciptaan KH Wahab Hasbullah itu membuktikan pandangannya yang utuh tentang berbangsa bahwa Indonesia adalah martabat dan mempertahankan NKRI adalah harga diri.
"Semoga teladan yang telah diberikan Mbah Moen tentang agama dan bangsa bisa menjadi bekal kita menghadapi tantangan bangsa ini," ujar keponakan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) itu.
Atas wafatnya Mbah Moen, Gus Tutut menyampaikan rasa duka yang mendalam.
"GP Ansor kehilangan figur ulama yang memperjuangkan nilai-nilai Islam dan ke-Indonesiaan. Sosok pemersatu semua kalangan dan figur teladan bagi Ansor," katanya.
Sholat Gaib
Gus Yaqut dan segenap pimpinan GP Ansor juga mengajak seluruh kader Ansor dan Banser untuk mendoakan dan menggelar Sholat Gaib untuk mendoakan Mbah Moen.
"Kami mengimbau khususnya kader Ansor dan Banser di seluruh Indonesia untuk menggelar Shalat Gaib, serta tahlilan 40 hari secara penuh," ajak putra KH Cholil Bisri itu.
Dalam pandangan Gus Yaqut, Mbah Moen adalah seorang yang alim, faqih (ahli fiqih), sekaligus "muharrik" atau penggerak.
"Kedalaman ilmu beliau tak perlu diragukan lagi. Belajar dari banyak ulama, baik di Indonesia maupun Arab Saudi menunjukkan beliau sosok yang selalu ingin mengisi ilmunya. Beliau juga penggerak bagi NU dan bangsa ini," kata Gus Yaqut.