Warga Pasar Inpres keluhkan tumpukan sampah, timbulkan bau busuk

id Sampah

Warga Pasar Inpres keluhkan tumpukan sampah, timbulkan bau busuk

Tumpukan sampah di Pasar Inpres Tapus (Ist)

Ist (ANTARA) - Tumpukan sampah yang mulai memunculkan aroma busuk di Pasar Inpres Tapus, Nagari Padanggelugur, Kecamatan Padanggelugur, Kabupaten Pasaman, mulai dikeluhkan warga sekitar.

Berdasarkan pantauan Antarasumbar di lokasi, tumpukan sampah di pasar ini sudah mulai menggunung, berserakan dari tong pembuangan sampah sementara yang disediakan oleh Dinas LHPRKP di pasar tersebut.

Kondisi itu jelas menimbulkan bau tak sedap, ujar Agus (52) warga sekitar Pasar Tapus, Rabu.

Warga pun mengeluhkan buruknya pengelolaan sampah oleh intansi terkait di pasar tersebut. Belum lagi, sampah berserakan itu diacak-acak oleh binatang, seperti anjing.

"Selain menimbulkan bau busuk dan menyengat, sampah yang tidak diolah itu menimbulkan polusi udara yang sewaktu waktu dapat menjadi penyebaran penyakit," katanya.

Warga lainnya Chika mengatakan, tidak seperti biasanya sampah di pasar itu belum diangkat. Padahal, tambah dia, biasanya sampah di pasar itu diangkut paling lambat dua hari setelah hari pasar.

"Biasanya dua hari setelah hari balai sampah sudah diangkat. Tapi ini sudah hampir seminggu sampah berbagai macam tak kunjung di angkat," ujarnya.

Keluhan juga datang dari sejumlah pedagang yang berjualan didekat tempat pembuangan sampah menumpuk tersebut. Mereka mengakui tidak kuat menahan aroma busuk dari pasar tersebut.

"Jelas sangat bau busuk, karena belum diangkat-angkat," kata Gozali, seorang pedagang.

Ia mengatakan, sampah tersebut sudah sepekan dibiarkan menumpuk. Hingga kini belum diangkut.

Ia pun mengakui tidak mengetahui apa kendala sehingga sampah itu belum diangkut juga hingga kini.

"Memang itu sampah dari para pedagang dan warga yang tinggal di seputaran pasar, seharusnya tidak perlu lama-lama untuk diangkat karena baunya semakin busuk," ujarnya.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (LHPRKP) Kabupaten Pasaman Budi Cendekia mengakui, kalau sampah tersebut sudah sepekan ini mengalami kendala dalam pengangkutan.

Dimana biasanya dalam sehari pengangkutan dilakukan 4 truk sehari, kini hanya tersisa 2 truk.

"Disamping volume sampah yang membludak di hari pasca lebaran, sebenarnya yang terjadi, ada dua truk arm roll (Pengangkat Sampah) milik kami secara kebetulan rusak dan masuk bengkel dua hari lalu," jelasnya.

Jadi, hanya tinggal dua truk yang beroperasi dari empat truk arm roll yang ada.

"Hari ini sudah diperintahkan untuk berdinas kembali mengangkat sampah itu," katanya.